Telantarkan Jemaah, Travel Umrah di Jember Dilaporkan ke Polisi
Satreskrim Polres Jember membuka posko pengaduan penipuan travel umrah. Masyarakat yang merasa menjadi korban bisa melaporkan ke Satreskrim Polres Jember.
Kasatreskrim Polres Jember AKP Abid Uais Al-Qarni mengatakan pihaknya sudah menerima informasi dugaan penipuan travel umrah. Sampai saat ini, polisi masih melakukan upaya penyelidikan, salah satunya dengan membuka posko pengaduan.
Para korban bisa melapor melalui call center Polres Jember. Abid memastikan akan menindaklanjuti setiap laporan yang masuk. “Kami sudah monitor dugaan penipuan yang dilakukan travel umrah. Kita masih melakukan penyelidikan sambil menunggu laporan yang masuk,” katanya dalam pesan tertulis.
Sampai saat ini, Rabu, 01 November 2023, sudah ada enam korban yang secara resmi melapor ke Polres Jember. Mereka berasal dari Kecamatan Puger dan Ambulu. Mereka melapor didampingi seorang pengacara bernama Hadi Eko Yudi Yuhendi.
“Hari ini ada enam orang ya yang melapor. Jumlah korban diduga ada 101 orang yang ditelantarkan, sehingga tidak bisa pulang tepat waktu. Ini hanya perwakilan melapor agar kasusnya bisa diproses,” katanya.
Sementara salah satu pelapor, Slamet mengatakan, saat berada di Madinah sempat tidak mendapatkan makan selama 10 jam. Ia kemudian diarahkan oleh Erni selaku penanggung jawab rombongan untuk tinggal di hotel.
Namun ternyata pada saat itu tidak ada hotel. Pasca itu, pihak KBRI datang dan membawa jemaah ke hotel.
Jemaah sempat berada di hotel selama dua hari. Namun, meskipun dua hari menunggu tak kunjung ada kepastian tentang tiket kepulangan mereka. KBRI kemudian datang lagi mendesak agar jemaah dipulangkan.
“KBRI mendesak jemaah dipulangkan. Akhirnya jemaah pulang dengan biaya sendiri. Pertama ada empat, lalu enam, dan sembilan jemaah. Termasuk saya biaya sendiri pulang,” katanya.
Hal senada disampaikan korban bernama Rafly. Rafly menceritakan, ketidaknyamanan sudah mulai terasa saat awal pemberangkatan dari Indonesia.
Pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu, jemaah berangkat dari Jember menuju Sidoarjo. Berdasarkan informasi dari pihak travel, jemaah akan diberangkatkan dari Bandara Juanda.
Namun, sesampainya di Sidoarjo, 101 jemaah dipindahkan ke bus. Pihak travel mengatakan bahwa keberangkatan mereka dialihkan ke Jakarta.
Jemaah dibawa ke Jakarta, namun tidak langsung diberangkatkan. Mereka masih menginap di hotel selama sehari semalam.
Setelah bermalam, jemaah diberangkatkan dari Jakarta menuju bandara transit di Mumbai, India. Selama berada di Mumbai, para jemaah tidak diberikan jatah makan.
Setelah transit, jemaah diberangkatkan menuju Jeddah, Arab Saudi. Masalah lain kemudian muncul. Paspor jemaah ternyata tidak dapat diproses, sehingga jemaah mengurus paspor secara mandiri.
Setelah mengurus paspor, para jemaah dijemput oleh petugas umrah di Arab Saudi menggunakan bus. Sejak saat itu jemaah baru mendapatkan jatah makan. Selanjutnya jemaah melakukan ibadah umrah.
Masalah mulai muncul lagi saat perjalanan dari Mekah ke Madinah. Bus yang mereka tumpangi sering berhenti.
Jemaah umrah kemudian mendapatkan informasi bahwa ada kekurangan dana untuk pemesanan hotel. Kekurangan dana tersebut berhasil diatasi, setelah ada jemaah yang mentransfer ke rekening pendamping umrah.
Selanjutnya, jemaah melaksanakan ibadah di Madinah selama 3 hari. Namun, selama berada di penginapan, mereka tidak mendapatkan jatah makan. "Saat itu jatah makan kami diikutkan dengan jemaah umrah lain," katanya.
Setelah menyelesaikan ibadah di Madinah, jemaah dijadwalkan kembali ke Indonesia, transit di Jeddah. Setelah Salat Zuhur, jemaah checkout hotel dan berkumpul di lobi.
Dalam perjalanan Madinah ke Jeddah, tiba-tiba pendamping jemaah umrah Indonesia dari Arab Saudi melarikan diri. Sehingga para jemaah terkurung di dalam bus. "Sejak Magrib sampai pukul 10.00 malam kami terkurung. Para jemaah mulai berontak, akhirnya pengawal umrah dari Indonesia datang.
Para jemaah kemudian dibawa ke sebuah penginapan di Jeddah. Karena belum ada kepastian jadwal pulang, akhirnya 13 jamaah umrah pulang dengan biaya sendiri.
"Karena banyak desakan, beberapa jemaah umrah pulang ke Indonesia dengan biaya sendiri. Sebagian dipulangkan oleh PT, tetapi harus membayar biaya tambahan," pungkasnya.
Sementara KBO Satreskrim Polres Jember Iptu Dwi Sugianto mengatakan, pihaknya sudah menerima pengaduan atau laporan jemaah umrah yang diduga ditelantarkan. Selanjutnya, polisi akan melakukan pengumpulan bahan keterangan. “Nanti kami akan melakukan pemeriksaan dan pulbaket untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat tersebut,” katanya.