Telan Korban Jiwa, DPRD Blora Sidak Pembangunan Gedung SD di Cepu
Anggota Komisi C DPRD Blora melakukan inspeksi mendadak (sidak) pembangunan SD Negeri 1 Gadon Kecamatan Cepu, Minggu 23 Juli 2023.
Itu dilakukan, menyusul adanya insiden yang menewaskan satu orang saat proses pembongkaran gedung, Jumat 21 Juli 2023.
Namun, saat di lokasi, dua anggota dewan, Darwanto dan Warsit, tidak menjumpai pekerja maupun penanggung jawab pekerjaan.
Kedua anggota dewan tersebut ditemui Kepala Desa Gadon, anggota komite, dua orang guru dan SD Negeri 1 Gadon.
"Kami ingin tahu kronologi dan mengetahui secara langsung proses pekerjaannya, " kata Anggota Komisi C Warsit, saat berada di SD Negeri Gadon.
Dalam sidak tersebut, ada beberapa hal yang ditemukan oleh anggota DPRD Blora tersebut, saat melakukan sidak. Satu diantaranya tentang, hanya diberikannya tali asih.
Dia menyampaikan, bahwa ini menjadi perhatian khusus karena adanya korban jiwa dalam proses pekerjaan tersebut. "Mestinya, korban mendapat asuransi. Tidak hanya tali asih," kata Warsit.
Sebab, korban juga meninggalkan keluarga. Dalam setiap proyek, memang seharusnya juga ada asuransi bagi pekerja. "Tidak bisa kalau hanya diberi tali asih Rp20 juta. Harus masuk asuransi," ujarnya.
Diketahui, satu orang tewas dan satu lainnya mengalami luka, karena tertimpa runtuhan tembok bangunan saat proses pembongkaran bangunan lama SD Negeri 1 Gadon.
Pekerja yang meninggal dunia bernama Solikin, 34 tahun, seorang warga dukuh Ningalan Desa Kedungtuban Kecamatan Kedungtuban. Pria lajang tersebut meninggal dunia setelah sempat dirawat 4 jam di RSUD Dr. Soeprapto Cepu pada Jumat, 21 Juli 2023 sore.
Muhammad Isnaini, korban yang mengalami luka-luka, menyampaikan, saat itu dia bersama beberapa rekan kerjanya sedang membersihkan puing-puing bekas tembok yang baru saja diruntuhkan.
"Ternyata bangunan lama yang mau dibongkar tidak ada "sabukan"-nya," kata Isnaini.
Sedangkan Solikin, kata dia, berada di ruang yang berbeda dan saat itu sedang membuat andang untuk keperluan pembongkaran. Tiba-tiba terdengar suara atap mau roboh.
"Saya mendengar ada suara kretek-kretek. Dan sempat lari tapi tidak keburu, akhirnya saya tertimpa tutup keong yang roboh. Hingga tangan dan kaki saya luka-luka. Tubuh saya sempat terbentur tembok, tapi Alhamdulillah masih selamat," ujarnya.
Sementara itu, Rochim, pekerja yang sempat menolong Solikin, mengungkapkan, saat terjadinya musibah itu, ia sedang berada diruang sebelahnya. Termasuk pekerja yang lain. Mengetahui ada atap yang roboh, pekerja segera berkumpul melihat apa yang terjadi.
"Tetapi Solikin tidak ikut kumpul. Kami pun mencari keberadaannya. Dan ternyata dia tertimpa reruntuhan dengan posisi terlentang. Saat itu Solikin masih sadar. Hanya saja ada luka di kepala, kaki dan tangannya," ungkap Rochim.
Selanjutnya Solikin dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr R Soeprapto Cepu. Usai mendapatkan perawatan medis, sekira pukul 18.00 WIB, Solikin meninggal dunia.