Teks Dipotong, Maulid Nabi Menurut Ahli Hadis Al-Hafiz As-Sakhawi
Ada pandangan yang berbeda dari penganut di luar Ahlussunnah Waljamaah soal Maulid. Mereka, biasanya dari kalangan juru dakwah Wahabi, mendakwahnya penyelenggaraan Maulid Nabi sebagai bid'ah dan dilarang dalam Islam. Sampai-sampai mereka pun melakukan pemotongan pada pendapat yang membolehkan acara Maulid Nabi, seperti ketika menyampaikan tentang "Maulid Nabi Menurut Ahli Hadis Al-Hafidz As-Sakhawi".
Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, ada teks yang dipotong sehingga mengubah makna dari yang membolehkan menjadi "melarang". Berikut ulasannya:
Ada yang mengirim meme ini (menyebutkan tentang peringatan Maulid Nabi dilarang, red) dan bertanya kebenarannya. Saya jawab bahwa kutipan dari Al-Hafidz As-Sakhawi DIPOTONG, tidak disampaikan secara utuh sehingga terkesan Maulid Nabi ini dilarang karena tidak ditemukan di 3 masa utama, masa Sahabat, masa Tabiin dan masa Tabiit Tabiin.
Terlebih mengatasnamakan Mazhab Syafi'i. Padahal Al-Hafidz As-Sakhawi termasuk ulama yang membolehkan Maulid Nabi.
Berikut teks yang lengkap:
قَالَ الْحَافِظُ أَبُوْ الْخَيْرِ السَّخَاوِي - رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى - فِي فَتَاوِيْهِ: عَمَلُ الْمَوْلِدِ الشَّرِيْفِ لَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ فِي الْقُرُوْنِ الثَّلَاثَةِ الْفَاضِلَةِ، وَإِنَّمَاَ حَدَثَ بَعْدُ، ثُمَّ لَا زَالَ أَهْلُ اْلإِسْلَامِ فِي سَائِرِ اْلأَقْطَارِ وَالْمُدُنِ الْكِبَارِ يَحْتَفِلُوْنَ فِي شَهْرِ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَمَلِ الْوَلَائِمِ الْبَدِيْعَةِ الْمُشْتَمِلَةِ عَلَى اْلأُمُوْرِ الْبَهْجَةِ الرَّفِيْعَةِ وَيَتَصَدَّقُوْنَ فِي لَيَالِيْهِ بِأَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ وَيُظْهِرُوْنَ السُّرُوْرَ وَيَزِيْدُوْنَ فِي الْمَبَرَّاتِ وَيَعْتَنُوْنَ بِقِرَاءَةِ مَوْلِدِهِ الْكَرِيْمِ وَيَظْهَرُ عَلَيْهِمْ مِنْ برَكَاتِهِ كُلَّ فَضْلٍ عَمِيْمٍ. (سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد - 1 / 362)
Al-Hafidz as-Sakhawi berkata dalam Fatwanya: Amaliyah Maulid tidak diriwayatkan dari seorang ulama Salaf dalam 3 kurun yang utama. Amaliyah ini dilakukan sesudahnya, kemudian umat Islam di seluruh penjuru dan kota besar selalu merayakannya di bulan kelahiran Nabi Saw, dengan perayaan yang indah dan agung, mereka bersedekah di malam harinya, menampakkan rasa suka cita, menambah belanjanya, dan membaca kelahiran Nabi Saw. Dan tampak kepada mereka berkahnya-Nabi dengan merata (Subul al-Huda wa ar-Rasyad 1/362)
Amalan Apa Saja Yang Dituduh Bidah?
Menurut Ust Ma'ruf Khozin, yang Ketua Lembaga Aswaja NU Center Jawa Timur mengingatkan, "Amalan Apa Saja Yang Dituduh Bidah?"
"Sudah 10 tahun saya berkutat dan meladeni perdebatan soal amalan-amalan Aswaja yang dituduh bidah. Kebanyakan buku dan tulisan saya membahas masalah itu.
"Kalau saya petakan pangkal permasalahan terdapat dalam 4 hal, jika anda menguasainya maka dapat menjawab tuduhan tersebut:
1. Mengamalkan hadis dhaif
2. Kesamaan dengan tradisi agama lain
3. Konsep ibadah mahdhah
4. Qiyas dalam ibadah."
Demikian penjelasan Ust Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya. Semoga bermanfaat.