Teknologi Baru National Hospital Atasi Kejang Penderita Epilepsi
Penanganan penyakit epilepsi minimal invasive dan tanpa pembedahan pada bagian otak, kini bisa dilakukan di Surabaya. Teknologi tersebut bernama Vagus Nerve Stimulation (VNS). Teknologi pertama kali di Indonesia ini resmi dibawa oleh National Hospital (NH).
Dokter spesialis syaraf, dr Heri Subianto SpBS (K) Func FINPS mengatakan, teknologi ini akan sangat membantu bagi pasien epilepsi yang kejangnya sudah tidak terkontrol dengan obat.
"Secara resmi official ini baru pertama kali di Indonesia. Secara resmi kami punya izin edarnya dan full sistemnya. VNS ini semacam implan atau pacemaker yang dipasang untuk otak, kami tidak hanya memasang tapi juga melakukan kontrol untuk pasien," ujar Dokter Heri.
Dokter Heri menjelaskan, VNS bermanfaat mengontrol kejang terutama yang sudah tidak terkontrol dengan obat, menurunkan frekuensi kejang, memperpendek durasi kejang, menurunkan konsumsi obat-obatan anti kejang, serta memperbaiki emosi dan kualitas hidup.
Lanjutnya, teknologi VNS ini juga bisa sebagai opsi atau alternatif bagi pasien epilepsi yang memiliki kelainan general.
"Misalnya, kejang bersumber dari otak itu kan daerah vital tidak mungkin kalau dioperasi. Maka VNS ini bisa jadi opsi atau pilihan bagi kelainan epilepsi yang general," ungkapnya.
Di samping itu, teknologi VNS ini bukan obat sehingga akan minim efek sampingnya ke liver ataupun ginjal.
"Bahkan pasien yang sudah minum banyak obat, kami harapkan obatnya bisa berkurang dosisnya. Berkurang jumlahnya. Ketiga, bisa meningkatkan kualitas hidup, kualitas hidup membaik, mood-nya membaik," terangnya.
Pemasangan VNS
Baginya teknologi ini tidak hanya ditunggu oleh para dokter tapi juga pasien epilepsi. Pada 5 November 2023 lalu dokter Heri dan bedah epilepsi untuk pertama kalinya melaksanakan tindakan operasi implantansi VNS untuk pasien epilepsi.
Alat tersebut dipasang atau diimplantasi ke tubuh pasien melalui tindakan bedah atau operasi dengan durasi sekitar satu hingga 2 jam. Pembedahan dilakukan dengan minimal invasive sehingga meminimalisir risiko atau komplikasi yang timbul akibat dari tindakan operasi.
Tindakan operasi ini diawali dengan memasang sebuah baterai atau generator VNS dengan ukuran kecil 50x47x6,8 mm dipasang di bawah kulit dada dan dihubungkan melalui serat kabel mikro menuju sel saraf vagus di area leher.
"Alat ini tidak akan mengganggu estetika karena berada di bawah kulit. VNS bekerja secara regular mengirimkan arus listrik kepada sel saraf vagus ketika terdeteksi akan tanda-tanda kejang," kata dokter Heri.
Setelah dilakukan pemasangan, ujar dokter Heri akan dilakukan setting oleh dokter. Pasien juga akan mempunyai alat pengendali atau kontroler.
"Tujuannya supaya pasien epilepsi yang akan kejang itu tahu dan bisa merasakan. Nah, magnet yang terpasang itu diusapkan untuk memberikan ekstra implus atau seperti punya kontrol atas kejang-kejangnya," imbuhnya.
Ia pun berharap adanya teknologi ini bisa membantu pasien epilepsi dan juga memberikan opsi bagian pasien yang tidak ingin melalukan operasi.
Advertisement