Teknik Mesin UK Petra Ciptakan Troli Roda Tank untuk Jenazah
Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya menciptakan troli peti jenazah yang didesain khusus menggunakan roda “tank” menyesuaikan kebutuhan dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih-Surabaya.
TPU Keputih, Surabaya memang merupakan salah satu lokasi yang dipersiapkan secara khusus untuk penguburan jenazah pasien Covid-19. Akan tetapi siapa sangka, di saat musim penghujan seperti saat ini menyulitkan kinerja para petugas penggali dan pengubur jenazah untuk mengusung peti jenazah dari ambulance menuju liang lahat.
“Maka dari itu kami kemudian membuat alat bantu khusus ini, menyesuaikan kebutuhan yang ada di TPU Keputih. Menurut survei dan informasi dari DKRTH, sifat tanah di Keputih memang berbeda. Sifat tanahnya akan keras jika musim kemarau dan menjadi sangat becek dan berlumpur serta mudah ambles saat musim penghujan," kata salah satu anggota tim Yopi Y Tanoto, ST. M.T.
Tidak seperti layaknya troli peti jenazah pada umumnya, ciri khas inovasi ini terletak pada rodanya. Menggunakan roda yang menyerupai roda “tank”, troli ini sangat cocok untuk sifat tanah di TPU Keputih, Surabaya. Dengan spesifikasi menggunakan frame dari besi sedangkan rodanya dari karet dan besi, berat troli ini mencapai 165 kilogram.
"Meski mencapai berat diatas 100 kilogram akan tetapi sangat ringan jika secara bersamaan didorong dan ditarik oleh masing-masing satu orang petugas.”, tambah Yopi.
Alat ini dirancang khusus agar proses mengangkat jenazah dapat digantikan dengan frame pada meja yang dapat didorong maupun ditarik dengan menambahkan bagian handle. Untuk memudahkan pemindahan peti maka tim ini menggunakan roda dengan roller, sedangkan mengatasi tanah yang becek atau berlumpur di waktu penghujan, digunakan sistem roda rantai agar tetap dapat dijalankan di lahan yang becek
Inovasi ini dikerjakan hampir dua bulan lamanya, dengan dimensi panjang 2320 mm, lebar 470 mm dan tinggi 660 mm. Alat ini kini telah berada di TPU Keputih untuk membantu para pekerja. Alat ini diterima langsung oleh Ari selaku pihak pengelola TPU Keputih, dan juga telah diuji coba secara langsung oleh para petugas pemakaman.
"Alat ini sangat membantu kami. Biasanya peti Covid-19 ini diangkat oleh empat hingga lima orang dari mobil ambulance menuju liang lahat. Akan tetapi dengan alat ini cukup hanya dibutuhkan tiga orang saja, jadi bisa menghemat tenaga.”, urai Zulfan selaku salah satu petugas pemakaman usai mencoba alat.
Diketahui, karya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Prodi Teknik Mesin dengan menghabiskan dana sekitar Rp15 juta.
Advertisement