'Tekhal dan Makhelang', Gus Dur Bikin Ratu Beatrix Gak Tahan
Presiden KH Abdurrahaman Wahid mengadakan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Belanda. Di Belanda, Presiden Abdurahman Wahid akan berteu dengan Ratu Belanda dan Suaminya.
Dengan sambutan tamu kehormatan dan lagu populer yang biasa, Presiden Indonesia KH Abdurrahman Wahid Wahid diterima oleh Ratu Beatrix dan Pangeran Claus pada tanggal 2 Februari 2000 di Istana Noordeinde di Den Haag, Belanda.
Pembicaraan antara Gus Dur dan Ratu Beatrix seputar masalah investasi Belanda di Indonesia yang sempat terhenti di tahun 1992, Permasalahan Maluku, dan permasalahan mengenai hubungan Indonesia dan Belanda terkait Revolusi Kemerdekaan Indonesia, di mana Belanda masih mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949.
Pada perjalanan keliling Eropa selama 17 hari ke tigabelas negara itu, Gus Dur pun sempat bicara santai dengan Ratu Beatrix di negerinya, Belanda.
Saat jamuan makan, Ratu bertanya, apakah di Indonesia sisa-sisa kebudayaan Belanda masih terasa?
"O, ya, banyak sekali," jawab Gus Dur
"Misalnya apa?"
"Misalnya dalam soal bahasa. Generasi tua masih banyak yang berbahasa Belanda. Maka pernah ada percakapan antara seorang tua dan seorang anak muda,
""Asal bapak dari mana?', tanya si anak muda,
Jawab si orang tua: Tekhal (Tegal).
Lalu si orang tua balik bertanya, 'Kalau kamu, dari mana?'
Anak muda itu menjawab: "Makhellang, khekk!"
Ratu Beatrix ketawa, mendengar khekk yang seperti orang tercekik itu.