Tekan Inflasi Jelang Ramadan, Pemkot Surabaya Subsidi Tranportasi
Menjelang bulan Ramadhan, Pemerintah Kota Surabaya menekan angka inflasi dengan pendataan bahan kebutuhan pokok melalui neraca komoditi. Selain itu, pemkot juga memberikan subsidi transportasi bila harga komoditi naik akibat lonjakan harga BBM.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan bahwa neraca komoditi digunakan untuk mengetahui bahan pokok apa yang mengalami kenaikan harga.
"Neraca komoditi ini dibuat oleh PD Pasar Surya, melalui neraca komoditi itu, akan tahu mana yang akan naik dalam waktu satu atau dua hari, maka harus ada intervensi dari pemerintah," kata Eri Cahyadi, Minggu, 26 Februari 2023.
Karena sudah mengetahui bahan pokok apa yang naik dari neraca komidi, Pemkot Surabaya akan menyiapkan langkah antisipasi. Contohnya, pemkot akan melalukan upaya jemput bola dengan kota/kabupaten di Jawa Timur penghasil bahan pokok yang naik.
“Contohnya cabai, dalam satu tahun butuh 1.000 ton, maka saya bisa bilang ke kabupaten/kota penghasil cabai, untuk menyiapkan cabai 1.000 ton dalam satu tahun. Atau sebulannya butuh 1-100 ton gitu, maka kabupaten/kota itu akan menyiapkan 1-100 ton tadi,” jelas Wali Kota Eri.
Dengan cara itu, lanjut Eri, secara otomatis kabupaten/kota yang bekerjasama dengan Pemkot Surabaya, akan menyiapkan kebutuhan pokok selama sebulan atau setahun pertama. Sehingga ketika di bulan Mei misalnya ada kenaikan harga, itu tidak berpengaruh ke harga. “Maka dari itu, saya minta untuk menyiapkan neraca komoditi. Langkah itu yang akan kita lakukan dan sudah kita hitung jangka panjang,” ujarnya.
Kemudian jangka pendek mengantisipasi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadan yang kedua, adalah memperkuat Pasar Induk. Dengan pasar induk, maka inflasi dapat dicegah. Karena seluruh pedagang di Surabaya diminta untuk kulak bahan kebutuhan pokok di pasar induk.
Walikota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menegaskan, harga bahan kebutuhan pokok harus lebih murah dan berkualitas. Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) yang disahkan DPRD, maka pasar rakyat, pasar kecil dan sebagainya harus berjalan beriringan dengan pasar-pasar induk yang ada di Kota Surabaya.
“Karena di dalam pasar induk ini kualitasnya juga harus baik, yang kedua harganya harus lebih murah atau sama dengan harga di tempat kulak. Secara otomatis inflasi bisa dikendalikan,” tegasnya.
Lantas bagaimana ketika bahan kebutuhan pokok di pasar induk mengalami kenaikan harga? Eri menambahkan, maka yang harus diintervensi adalah pasar induknya.
Misal, kenaikan harga disebabkan bahan bakar minyak (BBM), maka pemerintah akan memberikan intervensi biaya transportasinya.
“Kalau tidak ada ini (pasar induk) ya bubrah (selesai), insyaallah Maret ini sudah harus berjalan, pasar pilihan, pasar tradisional dan pasar masyarakat kulaknya di pasar induk,” tandasnya.