Teh Ber-Nitrit dan Kedaluwarsa Jadi Penyebab 19 Siswa Keracunan
Penyebab sebanyak 19 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Tahfidz Bintangku, Kota Probolinggo keracunan massal setelah mimun teh kemasan botol, awal Mei lalu akhirnya terkuak. Hal itu setelah hasil pemeriksaan sampel teh yang diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya keluar.
“Hasil uji sampel minuman kemasan dari BBLK Surabaya sudah kami terima. Sampel teh mengandung nitrit sebesar 0,0003 miligram,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes dan P2KB) Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati kepada wartawan, Rabu, 7 Juni 2023.
Dokter Ida, panggilan akrab dr. Nurul Hasanah Hidayati menilai, kandungan nitrit 0,0003 miligram pada sampel teh kemasan botol tergolong minim. “Namun karena teh botol kemasan itu sudah kedaluwarsa sehingga senyawa di dalamnya bereaksi dan terakumulasi dalam tubuh. Ini yang memicu siswa keracunan massal,” ujarnya.
Nitrit di Minuman
Seperti diketahui, nitrit merupakan bahan pengawet makanan dan minuman (mamin). Gunanya untuk mencegah kerusakan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada mamin.
Jika penggunaan nitrit pada mamin melibihi ambang batas, kata Dokter Ida, maka senyawa kimia ini yang bersifat toksis bisa membahayak pengonsumsinya.
Disinggung hasil lab dari BBLK Surabaya, dikatakan akan diserahkan ke pihak kepolisian. Sebab hingga kini Polres Probolinggo Kota masih menunggu hasil lab untuk penyelidikan kasus keracunan massal itu.
"Yang jelas, tidak ada unsur kesengajaan terkait keracunan massal siswa di SD IT. Kami lebih mengutamakan melakukan pembinaan baik kepada penjual minuman kemasan serta orangtua yang memberikan minuman ini," jelas Dokter Ida.
Keracunan Siswa Usai Minum Teh
Seperti diketahui, sebanyak 19 siswa SD IT) Tahfid Bintangku, Kota Probolinggo keracunan massal usai minum teh kemasan botol saat ulang tahun temannnya di sekolah, awal Mei 2023 lalu. Mereka sempat dilarikan ke RSUD dr. Mohamad Saleh untuk mendapatkan perawatan. Berangsur-angsur mereka dipulangkan setelah kondisinya membaik.
Untuk mengetahui kandungan zat dalam teh kemasan botol, Dinkes dan P2KB kemudian mengirimkan sampel teh ke BBLK Surabaya. Memang dalam pemeriksaan label tanggal kedaluwarsa (expired date) yang dilakukan Dinkes dan P2KB diketahui, teh kemasan botol itu sudah kedaluwarsa lebih dari sebulan.