Tebar Pesona Oiii, Festival Tenun Ikat Sumba 2018
Siapa yang tak tahu Nusa Tenggara Timur? Provinsi yang punya Labuan Bajo? Komodo yang pernah diposting jagoan MotoGP sekelas Valentino Rossi?
Sekarang, ada satu lagi pesonanya yang siap ditebarkan. Namanya, Festival Tenun Ikat Sumba. Agendanya siap digelar di Tamboka, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), 5-12 Juli 2018.
“Ini potensi yang tak boleh disepelekan. Motif Tenun Sumba sangat khas. Desain ragamnya simetris. Ini melambangkan keseimbangan dan keharmonisan hidup manusia. Itu sebabnya Kemenpar ikut mensupport agenda ini,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu (20/6).
Jangan takut bosan menyaksikan acara ini. Karena yang ditampilkan di Festival Tenun Ikat Sumba 2018, semuanya sangat keren. Warna dan desainnya sangat eye cathing.
Pewarnaan kain tenun sumba menggunakan berbagai daun dan akar-akaran. Semua menggunakan warna alami. Dengan cara seperti itu, kain tenun Sumba warnanya semakin lama semakin bagus tidak pudar.
“Ada filosofinya, ada sejarahnya, punya story telling yang kuat. Ini sangat matching dengan pariwisata,” tambah Menpar Arief Yahya.
Festival Tenun Ikat Sumba ini akan diikuti ribuan penenun di Kabupaten Sumba Barat Daya. Segala keunikannya itulah yang membuat Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo hadir menyaksikannya tahun lalu.
Menpar Arief Yahya berharap Festival Tenun Ikat Sumba 2018 bisa menggerakkan perekonomian daerah di Pulau Sumba. Ia mengatakan, tenun ikat Sumba mesti diinkubasi agar bisa menjadi industri kreatif. Selain itu, kehadiran festival ini akan membuat wisata NTT ‘Naik Kelas’.
"Festival ini makin memperindah pesona wisata NTT dan menjadi sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Khususnya ke Pulau Sumba maupun Kabupaten Ende yang berkelas internasional," ujar Menpar Arief Yahya.
Dia menjelaskan, festival bagian dari upaya memperkuat atraksi sebagai bagian penting dari unsur 3A, yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Apalagi makin meningkatkan potensi NTT di bidang pariwisatan berkelas dunia.
“NTT merupakan destinasi kelas dunia karena memiliki ikon Komodo, Danau Kalimutu, dan Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai destinasi prioritas dikembangkan sebagai Bali Baru,” kata pria yang juga mantan Dirut PT Telkom ini.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu mengungkapkan, Festival Tenun Ikat Sumba 2018 ini tidak sekadar memamerkan kekayaan motif dan kain tenun khas NTT, tetapi juga terdapat pameran, fashion, serta workshop. Festival dengan tujuan meningkatkan kualitas serta melestarikan tenun ikat yang ada di Sumba.
"Festival ini akan memperagakan aktivitas menenun mulai dari pencampuran warna hingga proses menjadi kain atau selendang. Nantinya, dalam festival ini para penenun akan memperagakan cara menenun mulai dari memintal, mengikat benang, memberi warna, hingga menenun menjadi kain tenun yang siap pakai," jelas Marius Ardu.
Marius Ardu menambahkan, festival tenun ikat juga disemarakkan pameran dan bazar lokal yang menampilkan produk dan inovasi tenun ikat, UKM, jasa dan produk penunjang pariwisata di Pulau Sumba, Provinsi NTT, serta luar NTT.
"Tidak akan dikenakan biaya bagi wisatawan yang ingin menikmati Festival Tenun Ikat Sumba 2018. Wisatawan justru dapat membeli aneka produk kain tenun tersebut. Selain itu juga bisa menikmati atraksi tarian kolosal khas Sumba," ungkap Marius Ardu.
Festival Tenun Ikat Sumba ini, lanjut Marius Ardu, merupakan penciptaan kegiatan promosi pariwisata untuk memperkenalkan produk kerajinan dan industri kreatif. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mendatangkan kunjungan wisatawan, serta meningkatkan investasi dan perdagangan di Pulau Sumba. (*)