Gandrik Hari ke-2, Ditonton Eks Kapolda hingga Anggota Legislatif
Pertunjukan Teater Gandrik Sambang Suroboyo hari kedua, Sabtu 7 Desember 2019 sangat meriah. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya audience yang hadir meski pentas teater kenamaan Tanah Air itu belum dimulai. Bahkan bangku di Ciputra Hall Surabaya yang menjadi tempat gelaran itu sudah terisi sekitar 70 persen.
Selain warga Surabaya yang menjadi penonton pentas seni tersebut, terlihat juga beberapa nama tokoh pemerintahan yang juga menonton teater yang digawangi oleh Butet Kertaradjasa tersebut.
Mulai dari mantan Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, Istri mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Fatma Syaifullah Yusuf, mantan Kapolda Jatim Machfud Arifin, anggota DPRD Jawa Timur Armuji, hingga anggota DPRD Kota Surabaya Alfian Limardi berada di antara seabrek penonton lainnya.
Mereka semua duduk tak berjauhan. Bahkan, DI sapaan akrab Dahlan Iskan duduk bersebelahan dengan Fatma Syaifullah Yusuf dan Machfud Arifin. Sementara Alfian dan Armuji duduk beberapa baris di depan mereka.
Pertunjukan yang berlangsung sekitar 2 jam lamanya itu benar-benar membuat para penonton tak terkecuali para petinggi itu tertawa lepas.
Guyonan yang dibawakan oleh Butet dkk benar-benar membuat penonton tak kuasa menahan tawa meski tetap mengandung kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, khususnya di dunia politik pemerintahan.
Mulai dari pertarungan politik antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo pada Pilpres 2019, tak segera kembalinya Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, hingga kasus penyelundupan motor Harley di pesawat Garuda Indonesia.
Para pemain teater dengan apik membawakan peran mereka masing-masing, tentu dengan kalimat-kalimat satirenya yang terkadang dikemas dalam bentuk parodi.
Rindu Djaduk
Kendati berhasil menyihir penonton lewat aksi-aksinya di atas panggung. Penggawa utama Teater Gandrik sambang Suroboyo, Butet Kertaradjasa mengatakan, pertunjukan kali ini sangat tak lengkap dengan tidak hadirnya Djaduk Ferianto yang wafat pada 13 November 2019.
"Sangat berasa, kayak ada yang hilang. Bukan hanya saya yang merasakan. Kami semua merasakan hal yang sama. Ada kerinduan yang sama," kata Butet kepada Ngopibareng.id, Minggu 8 Desember 2019 beberapa jam setelah pentas selesai.
Meski begitu, ia mengatakan tetap profesional dalam menjalankan kegiatan pentas seni pada hari Sabtu 7 Desember 2019. Alasannya, ia tak mau masyarakat yang sudah datang menonton tidak bisa menikmati lantaran para pemain tidak bermain dengan baik.
"Yang datang banyak orang besar (pejabat dan tokoh), dan masyarakat lain. Kami harus profesional, seprofesional mungkin," katanya.
Dengan hadirnya banyak orang penting pada hari kedua tersebut, Butet merasa sangat terhormat bisa mempersembahkan yang terbaik. Ia berterimakasih pada mereka yang bersedia meluangkan waktu dengan mau menonton pertunjukan yang digagas olehnya.
"Saya berterimakasih sudah ditonton. Semoga menghibur dan menjadi kritik sosial bagi negeri," katanya.
Advertisement