Taylor Swift Korban Porno AI, Seruan Pembuatan UU Baru
Politisi Amerika Serikat (AS) menyerukan undang-undang baru untuk mengkriminalisasi pembuatan gambar deepfake, setelah foto palsu Taylor Swift tersebar di media sosial.
Gambar-gambar tersebut di posting di situs media sosial, termasuk X dan Telegram. Dalam sebuah pernyataan, X mengatakan pihaknya "secara aktif menghapus" gambar-gambar tersebut dan mengambil "tindakan yang tepat" terhadap akun-akun yang terlibat dalam penyebarannya.
Dalam sebuah pernyataan, X mengatakan pihaknya "secara aktif menghapus" gambar-gambar tersebut dan mengambil "tindakan yang tepat" terhadap akun-akun yang terlibat dalam penyebarannya.
Nama "Taylor Swift" sempat tidak dapat dicari di X, bersama dengan istilah seperti "Taylor Swift AI" dan "Taylor AI". Meskipun masih belum diketahui berapa banyak alat AI yang digunakan untuk menghasilkan banyak gambar berbahaya.
404 Media mengonfirmasi bahwa beberapa anggota grup Telegram menggunakan generator AI teks-ke-gambar gratis dari Microsoft, Designer. Sejauh ini, Microsoft belum memverifikasi bahwa gambar tersebut dibuat menggunakan alat AI yang mana.
Namun, perusahaan mengaku memperkuat filter pada perintah untuk mencegah penyalahgunaan di masa mendatang.
Perempuan Korban Deepfake
Deepfake menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat video seseorang dengan memanipulasi wajah atau tubuhnya. Sebuah studi pada 2023 menemukan bahwa terdapat peningkatan sebesar 550% dalam pembuatan gambar hasil editan sejak 2019, yang dipicu oleh kemunculan AI.
Saat ini tidak ada undang-undang federal yang melarang pembagian atau pembuatan gambar deepfake, meskipun ada langkah-langkah di tingkat negara bagian untuk mengatasi masalah ini.
Pornografi merupakan bagian terbesar dari deepfake yang diunggah secara online, dan 99% dari mereka yang menjadi sasaran konten tersebut adalah perempuan, menurut laporan State of Deepfakes yang diterbitkan tahun lalu.
Taylor Swift Pikiran Langkah Hukum
Taylor Swift belum berbicara secara terbuka tentang gambar tersebut, namun Daily Mail melaporkan bahwa timnya sedang "mempertimbangkan tindakan hukum" terhadap situs yang menerbitkan gambar yang dihasilkan AI.
Presiden Amerika juga Korban AI
Minggu ini, robocall palsu yang mengaku berasal dari Presiden AS Joe Biden memicu penyelidikan. Diperkirakan dibuat oleh AI. Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre turut bersuara terkait kasus ini. Ia menyebut legislasi atau perundangan yang melindungi masyarakat dari gambar seksual palsu yang dihasilkan oleh AI perlu disahkan.
Advertisement