Tawakkal dan Sabar terhadap Ketentuan Allah, Ini Petunjuk Islam
Tawakkal dan Sabar terhadap Ketentuan-Nya
Kisah ini berasal dari Malik bin Dinar. Berikut kisahnya.
Suatu hari, aku pergi menjalankan ibadah haji. Ketika aku melewati hutan, aku melihat seekor gagak. Pada paruhnya, terdapat roti.
“Gagak ini terbang membawa sepotong roti di paruhnya. Pasti, ada sesuatu padanya,” kataku dalam hati.
Aku pun mengikutinya hingga gagak itu menuju sebuah gua. Aku pergi ke sana.
Di dalam gua yang gelap, aku melihat seorang laki-laki terikat kedua tangan dan kakinya dengan telentang. Sementara itu, gagak menyuapkan roti kepadanya sedikit demi sedikit. Setelah itu, gagak terbang, dan belum lagi kelihatan. Entah ke mana.
Aku menyapa laki-laki itu, “Dari mana engkau, Kisanak?”
“Aku hendak menjalankan ibadah haji. Namun, di tengah perjalanan, para pencuri mengambil seluruh hartaku. Mereka mengikat dan melemparkan aku di sini. Aku sabar atas lapar yang menimpaku selama lima hari. Kemudian, aku berkata, “Wahai Dzat yang berkata dalam kitab-Nya, Atau, siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya..." (QS. an-Naml (27): 62).
Sekarang, aku dalam kesulitan. Maka, kasihanilah aku' Lalu, gagak itu diutus untukku. Ia memberikan makanan dan minuman kepadaku setiap hari,” jelas orang asing ini.
Aku melepaskan ikatan talinya. Kami keluar dari gua dan pergi meninggalkan tempat itu. Di tengah perjalanan, kami kehausan. Tidak ada air sama sekali. Kami melihat ke arah padang pasir. Tiba-tiba, kami terdapat sejumlah hewan kijang. Kami mengucapkan hamdalah karena telah menemukan sumur dan bilik. Ketika kami mendekati bilik tersebut, kijang-kijang berlarian. Setelah sampai di bilik, tiba-tiba air bilik meresap ke liang tanah. Kami berusaha meminum sisa-sisa resapannya. Dan, kami mendapatkan itu.
Selanjutnya, kami berkata, “Wahai Tuhan, kijang-kijang itu tidak ruku dan bersujud, akan tetapi Engkau memberikan minum mereka di atas tanah ini. Dan kami, saat ini membutuhkan perjalanan sejauh seratus dzira'.”
Sebuah suara datang menghampiri kami, “Wahai Malik, kijang kijang itu bertawakkal kepada Kami. Maka, Kami memberikan minum. Sedangkan, engkau bertawakkal kepada bawaan dan embermu.”
Semoga kita menjadi hambaNya yang tawakal, mengalahkan hewan kijang yang tawakkal. Semoga. Aamiin.
Demikianlah kandungan kisah dalam Kitab An-Nawadir. Wallahu a'lam.