Tausiyah Pagi: Pemimpin adalah Cerminan Rakyatnya
Pemimpin pemerintah di Indonesia dipilih melalui perayaan demokrasi. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) diikhtiarkan jalan untuk menentukan pemimpin dalam suatu pemerintahan di berbagai tingktan. Termasuk pemilihan bupati dan wali kota. Juga, gubernur hingga presiden.
Ust Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Centeri Jawa Timur, menyampaikan renungan berikut:
Allah berfirman:
وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan" (Al-Quran Al-'An`ām: 129)
Ketika Al-Hafidz As-Suyuthi menafsirkan ayat ini, beliau mencantumkan hadis berikut:
" ﻛﻤﺎ ﺗﻜﻮﻧﻮا ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺆﻣﺮ ﻋﻠﻴﻜﻢ "
"Sebagaimana keadaan kalian, seperti itulah pemimpin kalian" (HR Al-Baihaqi)
Demikian pula penafsiran ulama Salaf, A'masy:
ﺇﺫا ﻓﺴﺪ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻣﺮ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺷﺮاﺭﻫﻢ
"Jika keadaan manusia sudah rusak maka yang jadi pemimpin adalah orang yang buruk" (Tafsir Ad-Dur Al-Mantsur)
Kalau kita mengutuk sana sini dengan menuduh para pemimpin di semua tingkatan adalah jelek, ya karena kita semuanya memang demikian keadaannya.
Oleh karenanya dahulu para Sahabat terdiri dari orang-orang mulia maka yang terpilih menjadi pemimpin seperti Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar, Sayidina Utsman dan Sayidina Ali.
Sebab Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah berhasil mendidik pribadi-pribadi yang luar biasa. Mendidik umat inilah yang terus dilanjutkan perannya oleh ormas-ormas Islam seperti NU, Muhamadiyah, Al-Khairat, Nahdlatul Wathan, Perti dan sebagainya.
Demikian semoga bermanfaat.