Tata Cara Pemandian Jenazah Covid-19, Cairan Tubuh Tidak Bocor
RS Unair tak hanya menyediakan layanan khusus untuk perawatan jenazah pasien Covid-19, tapi juga menjelaskan proses merawat jenazah yang dilakukan sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) agar keamanan petugas perawat jenazah maupun anggota keluarga si pasien aman.
Ahli forensik RS Unair, dr. Nily Sulistyorini Sp.F menjelaskan tata cara merawat jenazah pasien Covid-19 sudah ada panduan yang seragam dari WHO.
"Paling utama ialah memastikan cairan tubuh yang ada di jenazah tidak sampai mengenai orang lain. Karena cairan akan berpotensi menularkan virus kepada orang lain. Untuk itu harus dirawat dengan benar," kata dokter yang juga Humas RS Unair ini.
Nily lantas menjelaskan, alur merawat hingga memakamkan jenazah pasien Corona. Pertama ialah menutupi wajah atau lubang-lubang di tubuh seperti hidung, mulut, telinga, dubur dan lubang kemaluan yang berpotensi mengeluarkan cairan.
"Lalu jenazah akan disterilkan dengan cairan desinfektan, lalu dimandikan atau ditayamumkan bagi yang muslim," jelas Nily.
Proses selanjutnya, jenazah akan dibungkus kain kafan bagi Muslim. Setelah dibungkus kain kafan, jenazah akan disemprot cairan disenfektan kembali dan ditutup pula dengan plastik. Untuk menjaga keamanan plastik akan dilapisi dua kali.
"Pokoknya nggak boleh bocor (cairan dari jenazah)," kata Nily.
Setelah proses tersebut selesai, lanjut Nily, jenazah akan dimasukan ke peti khusus yang susah dilapisi bahan yang sulit ditembus. Lalu peti akan ditutup dengan cara dipaku untuk keamanan.
Karena cairan yang keluar dari jenazah berpotensi untuk menulari orang lain. Jenazah pasien Covid-19 tidak boleh dikuburkan lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal dunia.
"Ini mengikuti aturan WHO. Terlalu berisiko juga bila terlalu lama dimakamkan," imbuh Nily.
Lahan pemakaman untuk pasien corona yang meninggal juga harus dipilih yang jauh dari pemukiman warga. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan warga setempat.
"Lambat laun jenazah akan membusuk. Dikhawatirkan cairan dalam tubuhnya masih akan keluar, kalau dekat dengan pemukiman bisa mencemari air yang mengalir ke sumur atau sumber air warga. Untuk itu harus jauh dari pemukiman warga," paparnya.
Khusus di Surabaya, lanjut Nily, lahan yang disarankan ialah TPU Keputih dan Babat Jerawat yang jauh dari pemukiman warga.