Tasbih-Tahmid-Takbir, Tata Cara Membaca 33 Kali Setelah Shalat
Banyak amalan sunnah yang bisa dilaksanakan setiap umat Islam setelah melaksanakan shalat lima waktu.
Terlebih dahulu mari kita pahami pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (Saw) dalam sebuah hadits. Dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
“Beberapa orang fakir dari kalangan Muhajirin mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, mereka mengeluhkan:
“Orang-orang kaya bisa mendapatkan tingkatan derajat yang tinggi, sekaligus kenikmatan abadi?”
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: ”Apa itu?
Mereka menjawab: ”Mereka shalat seperti kita, puasa seperti kita. (Namun), Ketika mereka sedekah, kami tidak bisa sedekah, ketika mereka membebaskan budak, kami tidak bisa membebaskan budak".
Amalan Indah Berkelanjutan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: ”Maukah kuajarkan kepada kalian satu amalan, dengannya kalian bisa menyamai orang yang telah mengalahkan kalian, serta dengannya kalian bisa mendahului orang-orang setelah kalian.”
Tidak ada seorangpun yang bisa mengungguli kalian, kecuali orang yang melakukan amalan seperti kalian.”
Mereka menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.”
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan:
«تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً»
“Ucapkanlah tasbih, takbir, dan tahmid setelah selesai sholat 33 kali.”
(Ternyata orang-orang kaya juga mendengar hal tersebut dan mengamalkannya). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
«ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ»
“Itulah keutamaan (dari) Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (HR. Al-Bukhori no.843 & Muslim no.595-142). Lafadz yang disebutkan terdapat dalam “Shahih Muslim”.
Derajat Hadits: Shahih.
Tata Cara Pengucapan Dzikir:
Berikut ini rangkuman tentang cara pengucapan dzikir setelah shalat,
1. Penjelasan Abu Shalih (salah seorang tabi’in murid shahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu), Dari beliau ada dua riwayat:
a. Mengucapkan: “Allahu Akbar–Subhanallah-Alhamdulillah” 33 kali. (HR. Muslim no.595 halaman 142)
b. Mengucapkan: “Subhanallah- Alhamdulillah–Allahu Akbar” - 33 kali. (HR. Al-Bukhori no.843)
2. Mengucapkan: “Subhanallah” 33 kali,
mengucapkan: “Allahu Akbar” 33 kali,
mengucapkan: “Alhamdulillah 33 kali,
Al-Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan; Cara yang dipisah-pisah seperti ini adalah zhohir yang tampak pada beberapa hadits. Bahkan beliau menukilkan pernyataan al-Imam Al-Qodhi ‘Iyadh rohimahullah, dimana beliau menjelaskan:
“Yang seperti ini lebih utama” daripada penjelasan Abu Shalih (di atas).” (Lihat “Syarah Shahih Muslim”)
3. Pada hadits Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu (HR. Muslim 597-(146)); digenapkan menjadi seratus dengan ucapan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
Dalam hadits Ka’ab bin ‘Ujroh radhiyallahu ‘anhu disebutkan secara “marfu’” (disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam):
“Bertasbih" 33 kali,
"Bertahmid 33 kali, dan
"Bertakbir 34 kali.” . (HR. Muslim no.596-(144))
4. Mengucapkannya: “Sebelas kali - sebelas kali - sebelas kali hingga berjumlah tiga puluh tiga.” (HR. Muslim no.595-(142) secara marfu’ , dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Pelaksanaan Orang-orang Tepercaya
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Semua itu merupakan tambahan dari orang-orang tsiqoh (terpercaya) yang wajib diterima.”. (Kitab “Syarah Shohih Muslim” (5/94))
Sehingga kita bisa mengamalkan seluruhnya, atau secara bergantian. Demikian, wallahu A'lamu bisshawab.
Advertisement