Ingin Ketemu Risma, Tarmidzi Bersepeda dari Jakarta ke Surabaya
Bersepeda atau berkendara menggunakan sepeda sebagai moda transportasi utama, belakangan sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Bersepeda kini lebih erat kaitannya dengan hoby, olah raga dan petualangan, seperti halnya yang dilakukan Tarmidzi (65), asal Jakarta ini.
Petualangan panjang ini dimulai oleh pria yang berperawakan kurus ini pada 20 hari yang lalu. Tarmidzi berangkat dari kediaman anaknya di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat.
Tarmidzi mengaku telah melewati beberapa wilayah diperjalanannya. Di antaranya Jakarta-Bogor-Bandung-Cirebon-Majalengka-Purwakarta-Pekalongan-Indramayu-Brebes-Jogja-Solo-Semarang-Salatiga, hingga akhirnya sampailah ia di Surabaya pada, Kamis, 18 Januari 2018.
Pengalamannya melewati pelbagai daerah itu, tentu menyimpan pengalaman-pengalaman menarik untuk diceritakan, bahkan juga pengalaman mengejutkan pun juga dialaminya.
"Saat melewati derah hutan Alas Roban, Cadas Pangeran, di sana saya melihat gajah dan harimau. Mungkin karena hutan dibakar," ujar Tarmidzi menceritakan pengalamannya.
Hal mistis juga tak luput dialaminya, ketika melewati salah satu wilayah di Purwakarta. Ia mengaku saat itu jalanan sepi, karena sudah jam 02.00 dini hari.
"Jam 2 malam ada anak kecil lewat, padahal jalan sepi, tapi saya tetap lanjut," ujarnya.
Sebelum sampai di Surabaya, ia juga mengalami hal aneh pada sepedanya saat memasuki daerah Blitar, sepedanya tiba-tiba terhenti, dan tak bisa dikayuhnya.
"Terakhir di Blitar mau kesini. Masa sepeda saya gak bisa jalan waktu lewat rel kreta. Ternyata ada warga cerita kalau tempo hari ada mobil masuk jurang," kata dia.
Di umurnya yang tak lagi muda, Tarmidzi telah menempuh menempuh jarak 800 kilometer dari Jakarta hingga Surabaya.
Tarmidzi yang sehari-harinya bekerja sebagai ojek sepeda, dan kuli bangunan ini mengaku hanya membawa Rp. 75 ribu saja sebagai bekalnya di perjalanan.
Uang itu ia gunakan untuk sekedar membeli rokok, atau singgah minum di warung kopi. Tak jarang juga tiba-tiba dirinya diberi uang oleh orang yang menemuinya di perjalanan.
"Jakarta-Surabaya, saya biaya tidak hitung, kadang beli rokok beli minum, kadang juga dikasih uang sama orang lewat. Kalau orang kasih saya terima, tapi saya tidak pernah minta-minta," katanya
Bahkan kaus yang digunakannya itu adalah pemberian komunitas pesepeda Nganjuk, yang tak sengaja ditemuinya saat melewati kota angin itu.
Untuk istirahat, Tarmudzi yang telah berumah tangga dan memiliki empat orang anak ini, memanfaatkan kantor-kantor aparat di daerah setempat. Jika merasa penat ia singgah ke Kantor Koramil, dan Polsek.
"Saya tidur di kantor Koramil, kantor polisi, polsek. Saya disambut baik, kadang juga mereka ngajak makan oleh mereka," cerita ia.
Sebenarnya, Selasa, 17 Januari 2018, kemarin Tarmudzi sudah ingin menuju Surabay, namun perjalannnya terhambat hujan. Akhirnya ia menutuskan untuk menunda laju sepedanya dan memilih singgah di salah satu kantor Koramil di Sidoarjo.
Barulah pada pagi tadi ia melanjutkan perjalannya menuju Surabaya. Ia mengaku kedatanganya ke Kota Pahlawan ini, disempatkan untuk menemui Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
"Saya ingin sekali bertemu dengan Ibu Risma di Balai Kota," ujarnya yang baru saja sampai di Surabaya, Kamis, 18 Januari 2018.
Namun, niat Tarmidzi nampaknya harus terhambat, baru saja sampai di Balai Kota, Risma tak bisa langsung ia temui, pria asal Cengkareng ini diminta mengajukan surat dahulu jika ingin bertemu Wali Kota Surabaya.
"Dari humas saya disuruh bikin surat dulu, saya pikir itu terlalu lama, karena bisa dua tiga hari, saya harus melanjutkan perjalanan saya," kata dia.
Niat ingin bertemu Risma ini, kata Tarmidzi, adalah sebagai bentuk dan bukti bahwa ia telah berhasil sampai di Surabaya hanya dengan mengendarai sepeda.
"Saya hanya ingin minta foto sama Ibu Risma, sebagai bukti bahwa saya sampai di Surabaya dengan bersepeda," ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Surabaya ini, menurut Tarmidzi, telah berhasil memimpin warganya dan daerahnya menjadi lebih baik. Ia mengaku kagum pada sosok Risma, yang punya bawaan tegas namun juga mengayomi semuanya.
"Saya salut dengan Bu Risma, bisa menata jalan dengan rapi. Bisa juga membersihkan lokalisasi Dilly dengan aman. Sama seperti Pak Ahok di Jakarta. Kerja keras, Tegas," ujar Tarmidzi.
Meski telah singgah ke berbagai daerah di sepanjang perjalanannya, pria keturunan Thailand (ayah) - Malaysia (Ibu) ini mengaku hanya ingin Menemui Risma.
"Kalau Wali Kota lain saya tidak mau, karena nanti anggapannya saya minta uang, saya tidak mau," ujarnya.
Setelah sampainya di Surabaya, Tarmudzi akan kembali melanjutkan perjalannanya ke Pulau Garam, Madura. (frd)
Advertisement