Tarik Investor Maritim, KBRI Gelar Forum Bisnis
Madrid: Upaya menarik investasi luar negeri ke Indonesia terus berlangsung. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Madrid, Spanyol, menggelar Forum Bisnis di kota pelabuhan Vigo. Kegiatan yang difokuskan untuk menarik investasi di bidang maritim itu berlangsung selama tiga hari sampi 1 Juli 2017.
''Selain karena di sini bermukim 100 lebih WNI, juga karena banyak perusahaan perikanan di sini yang belum berinvestasi di Indonesia. Kami harus membawa mereka berinvestasi di sektor maritim,'' kata Dubes Yuli Mumpuni Widarso dalam rilis yang dikirim ke Ngopibareng.id, Senin (3/6/2017).
Forum bisnis ini digelar dalam rangka mendukung priritas pembangunan permintah di bidang infrastruktur maritim. Juga untuk menyambut kebijakan Pemerintah Kerajaan Spanyol tentang Internasionalisasi Perusahaan Spanyol ke pasan non konvensional. Selain itu, dalam rangka menyikapi penurunan realisiasi investasi sebesar USD 6 juta pada 2016 dibanding tahun sebelumnya.
Rangkaian forum bisnis ini meliputi seminar, business to business meeting, dan kunjungan ke Pelabuhan Vigo. Seminar diikuti 75 CEO dari perbagai perusahaan di bidang industri galangan kapal (shipyard), logistik, asuransi, pariwisata bahari, pengolahan ikan, asosiasi perusahaan kapal ikan, dan otoritas pelabuhan.
Yuli mangatakan, tujuan penyelenggaraan Forum Bisnis adalah untuk menawarkan berbagai peluang investasi dan mendorong arus masuk investasi Spanyol ke Indonesia. Khususnya di bidang infrastruktur maritim, khususnya di sektor industri perikanan, industri perkapalan, dan pariwisata bahari, serta pembangunan infrastruktur di pelabuhan transit.
Sementara itu, Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim, Dr. Ridwan Djamaludin, dalam paparannya tentang “Indonesia, a Global Maritime Axis: The Vision and Its Implementation Plan” antara lain menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan pembangunan kemaritiman difokuskan pada tiga sektor. Yakni, memperkuat industri-industri maritim, perikanan, dan pariwisata, yang dilaksanakan berdasarkan pendekatan pembangunan daerah yang terintegrasi dan pembangunan infrastruktur strategis.
Khusus di bidang pembangunan infrastruktur yang menjadi primadona program pembangunan nasional, yang tercermin pada peningkatan alokasi anggaran dalam APBN tahun 2015-2017 meningkat 117,7%, untuk membiayai 245 proyek pembangunan infrastruktur yang tersebar di berbagai daerah. Diantaranya, 74 ruas jalan raya, 23 jalur KA, 10 pelabuhan, 8 bandara dan 30 kawasan industri, dengan total investasi sebesar US$ 305 miliar.
¨Nilai investasi itu mempunyai potensi keuntungan yang sangat tinggi. Di sektor infrastruktur maritim saja, diperkirakan memberikan keuntungan sekitar US$ 1.33 triliun per tahun. Saya yakin nilai ini akan menarik kalangan investor Spanyol,¨ kata Ridwan.
Pembicara lainnya, Rainer Haryanto, Direktur Program, Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas, Kemenko Ekonomi juga memaparkan tentang kebijakan anggaran Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur prioritas di seluruh Indonesia.
Rainer mengatakan, pembiayaan pembangunan infrastruktur Tahun Anggaran 2015 - 2019 adalah sebesar Rp 4.800 triliun. Dari jumlah tersebut, Pemerintah hanya menyediakan dana dari APBN dan APBD sebesar 41,3%, BUMN 22,2% dan sisanya sebesar 36% diharapkan dapat bersumber dari dana swasta (investor), dan Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran (PINA).
Pemerintah Indonesia, lanjutnya, juga menawarkan skema kerjasama pendanaan yang meliputi investasi swasta murni, BUMN murni, Private Public Partnership (PPP) – Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), dan kerjasama BUMN – BUMD, serta swasta dengan skema patungan (joint venture).
¨Pemerintah Indonesjia juga menyampaikan daftar proyek infrastruktur prioritas yang ditawarkan kepada investor asing, seperti pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung,¨ katanya. (azh)