Tarif Ojol Naik, Penumpang Angkutan Umum Tetap Sepi
Pengelola angkutan umum di Surabaya menyebut sama sekali tak terdampak kenaikan harga ojek online (ojol). Mereka mengaku, jumlah penumpang tetap saja minim.
Salah satu sopir lyn JM, Sugiono, mengaku tak mengalami penambahan penumpang meski tarif ojol naik. Sebab, angkutan umum saat ini peminatnya memang sudah tak sebanyak dahulu.
“Sama saja, kenaikan penumpang gak ada, ya seperti ini saja, sepi. Ini saja baru berangkat lima angkot,” kata Sugiono saat menunggu penumpang di Terminal Joyoboyo, Kamis, 8 September 2022.
Bahkan, kata Sugiono, angkutan umum hanya membawa rata-rata tujuh orang dalam sekali berangkat. Ia bersyukur apabila ada penumpang yang memberhentikanya di tengah perjalanan. “Kita kan nurut pemerintah, berangkat dari Joyoboyo bawa tujuh orang, kalau ada satu orang ikut ya ayo. Tapi kalau enggak ya angkot belakangnya,” jelasnya.
Pria yang membawa angkutan dengan trayek Joyoboyo-Menganti itu pun terpaksa memutar untuk mengatur keuangan. Sebab, ia harus menyetor ke pemilik mobil sebesar Rp30.000 setiap harinya. “Bingung ngatur uangnya, sekarang dapat tujuh sampai 10 orang, per penumpang Rp5.000-6.000. Belum lagi setor ke bos Rp30.000, terus pulang bawa uang berapa?,” ucapnya.
Senada, pengemudi lyn D, Yono, mengatakan bahwa salah satu yang membuat sepinya penumpang bukanlah ojol, namun Suroboyo Bus. “Sekarang penumpang sedikit, Bus Tayo (Suroboyo Bus) juga mangkal di sini (Terminal Joyoboyo), jadi tambah sepi,” kata Yono.
Yono pun membandingkan jika para sopir Suroboyo Bus tak memikirkan jumlah penumpang yang dibawanya. Berbeda dengan dirinya yang harus memenuhi jumlah setoran setiap harinya. “Mereka murah, bisa Rp3.000 sampai Rp5.000, itu kalau sepi sopirnya tetap terima bayaran. Kalau kami, kadang pulang gak bawa uang, kadang juga gak ada yang disetorkan,” jelasnya.
Pengemudi angkutan jurusan Joyoboyo-Pasar Turi itu pun mengaku semakin kesulitan dengan naiknya harga BBM Subsidi. Sebab, bensin yang seharusnya hanya memakan biaya Rp50.000 menjadi Rp60.000 untuk PP.
“Pusing aku, dulu sekali PP (pulang-pergi) Rp50.000, bensin naik jadi Rp60.000. Tarif penumpang ya cuman bisa naikin Rp1.000, itu kadang ada yang kurang,” keluhnya.