Tarif Murah, Ribuan Ojol Jatim Bakal Geruduk Grahadi Besok
Ribuan pengemudi ojek online berencana melakukan aksi demonstrasi dengan titik akhir di Gedung Negara Grahadi, Rabu, 24 Agustus 2022. Mereka merasa tarif yang ada masih terlalu murah.
Humas Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa Timur (Jatim), Daniel Lukas Rongrong mengatakan bahwa aksi tersebut diikuti para pengemudi ojol dari berbagai daerah.
“Tak hanya diikuti oleh driver dari Surabaya saja, peserta aksi juga ada dari Gresik, Lamongan, Bangkalan, Sumenep, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Pasuruan, Kediri, Ponorogo, Blitar, Lumajang, Jember, Banyuwangi,” kata Daniel, Selasa, 23 Agustus 2022.
Ribuan pengemudi ojol, kata Daniel, berkumpul di frontage depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, pukul 08.00, dan bergeser ke kantor Diskominfo Jatim.
Kemudian, peserta aksi akan konvoi ke arah Polda Jatim, dilanjut ke empat kantor aplikator, Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV Jatim, DPRD Jatim di, Polrestabes Surabaya, dan berakhir di Grahadi. “Kami meminta maaf, jika nantinya aksi akan menimbulkan dampak kemacetan pada rute-rute yang akan dilewati,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu penanggung jawab aksi Frontal Jatim, Tito Achmad mengatakan, demonstrasi kali ini didasari atas kebijakan tarif yang dirasa memberatkan para pengemudi ojol. “Kenyataannya, tarif bersih yang diterima oleh rekan-rekan ojol saat ini hanya Rp 6.400 per kilometer, bahkan ada aplikasi baru yang menerapkan tarif di bawah itu,” kata Tito.
Selain itu, kata Tito, pengemudi ojol berharap ada penghapusan biaya layanan pemesanan tambahan yang diberlakukan oleh aplikasi saat ini yang dirasa memberatkan pelanggan dan juga mitra. "Kami juga ingin dilibatkan bersama pemerintah untuk merumuskan tarif dan aturan perjanjian kemitraan di Jatim,” jelasnya.
“Kami juga mendesak pada DPRD Jatim menginisiasi peraturan daerah (Perda) tentang ojek online untuk melindungi nasib puluhan ribu ojol di Jatim, dari permainan nakal para aplikator yang tidak patuh pada regulasi yang ada saat ini,” tambahnya sambil menyebut sejumlah nama aplikasi ojek online.
Di sisi lain, penanggung jawab aksi Frontal lainya, Herry Bimantara berharap pada saat mediasi, ada titik temu dan tuntutan-tuntutan dapat dipenuhi oleh para stakeholder dan juga aplikator yang beroperasi saat ini.
"Kami menuntut penurunan potongan aplikasi menjadi maksimal 10 persen saja untuk semua aplikator, mengingat kondisi saat ini yang dirasa berat oleh rekan-rekan driver online,” kata Herry.
“Apalagi harga bahan kebutuhan pokok saat ini sudah mulai merangkak. Ditambah rencana kenaikan harga BBM Pertalite dalam waktu dekat," tutupnya.