Tarif Mahal, Pakde Karwo Minta Tarif Direvisi
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo meminta kepada pemerintah terutama PUPR, untuk meninjau ulang tarif tol Surabaya-Kertosono yang dinilai saat ini terlalu mahal.
Gubernur Jatim, Soekarwo mengatakan, harus ada hitung ulang agar fungsi keberadaan tol bisa membangkitkan ekonomi. "Dua hari itu saya cek tol Surabaya-Mojokerto, kok sepi. Truk gak ada yang lewat karena ongkosnya mahal. Lebih baik dia macet lewat bawah apa yang harus dilakukan," ujar Pakde Karwo sapaan akrab, Soekarwo.
Soekarwo menghitung, dengan harga Rp 82 ribu dan panjang 76,97 km terlalu mahal. Memang harga tersebut masih bisa terjangkau untuk mobil pribadi. Namun berbeda halnya dengan truk angkutan barang. “Kalau truk, dengan tarif segitu masih mahal. Maka saya usul salah satunya menghitung kontrak pemerintah dengan pihak ketiga. Yang tadinya dikembalikan 25 tahun diperpanjang 35 tahun. ongkos biaya murah," ujarnya.
Dengan begitu, Build, Operate and Transfer (BOT) ikut diperpanjang. Sehingga tarif tol bisa lebih ditekan lagi dan masyarakat pun bisa menikmati dengan bayaran murah.
Pakde Karwo menyarankan, agar pemerintah mengambil keuntungan belakangan. Sebab, yang terpenting itu adalah rakyat bisa meraih untuk serta meningkatkan perekonomiannya. “Konsep pembangunan seperti itu. Saya masih diskusi ini dengan Pak Menteri PU agar jangan sampai ini tidak sependapat. Tapi saya harus cari solusi," bebernya.
Pakde Karwo mengaku, saat ini tengah menghitung dengan beberapa pihak tentang berapa tarif harga yang bisa dijangkau masyarakat. Sudah ada hitungan perubahan. Hanya saja, Pakde Karwo masih merasa perlu ditekan.
Seperti diketahui, untuk harga golongan dua, yakni truck dengan dua gardan harganya mencapai Rp 103 ribu. Harga tersebut terbilang mahal. Padahal dibangunnya tol tersebut untuk memperbaiki perekonomian masyarakat.
Anggota Komisi D DPRD Jatim, Achmad Heri menegaskan, tarif yang telah ditetap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sangatlah mahal dan sangat membebani masyarakat. Padahal yang utama dibangunnya tol untuk membantu masyarakat pelaku ekonomi, karena dapat mempersingkat waktu sekitar 2 jam. Namun mengapa pemberlakuan tarif tol sangat mencekik leher masyarakat. (amr)