Tarian Nusantara sampai Drama Kolosal Meriahkan Karnaval Budaya di Jember
Karnaval budaya di Kabupaten Jember berlangsung meriah. Berbagai tarian nusantara hingga drama kolosal ditampilkan dalam karnaval yang digelar, Sabtu, 7 September 2024. Mulai siang sampai petang.
Ribuan peserta yang berasal dari 31 kecamatan, OPD, dan berbagai instansi diberangkatkan Bupati Jember, Hendy Siswanto dari depan Kantor UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor, Kecamatan Kaliwates. Garis finis berada di Alun-alun Jember, tepatnya di depan Pendapa Wahyawibawagraha.
Seluruh kostum baju adat nusantara ditampilkan dalam karnaval budaya. Termasuk juga berbagai tarian nusantara. Selain tarian, para peserta juga melakukan pertunjukan lain saat tiba di garis finis, seperti drama kolosal. Drama kolosal mulai kisah asmara hingga kisah pejuang di Kabupaten Jember, yakni Jendral Mohammad Sroedji dan dr Soebandi.
Setiap peserta juga menyampaikan pesan-pesan moral kepahlawanan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. Mulai dari ajakan melestarikan budaya, menghargai jasa pahlawan, mengisi kemerdekaan, hingga ajakan tidak korupsi.
Bahkan, peserta gabungan dari OJK Jember, BI Jatim, BPD Jatim di Jember memanfaatkan momentum karnaval budaya untuk menggelar diseminasi literasi keuangan. Salah satunya tentang bahaya judi online.
Bupati Jember mengatakan, karnaval budaya merupakan acara puncak peringatan HUT RI ke-79 di Kabupaten Jember. Karnaval budaya dengan mengusung tema Nusantara Baru Indonesia Maju diikuti oleh masyarakat umum se-Kabupaten Jember, mulai dari pelajar SMP, SMA, Pemerintah Desa, Kelurahan, Kecamatan, OPD, dan berbagai instansi lain.
Pada kegiatan karnaval budaya tahun ini, panitia memang menekankan peserta memakai pakaian adat yang ada di Nusantara. Namun, panitia meminta agar lebih diperbanyak menampilkan kostum atau pakaian lokal Jember, yang melambangkan budaya pandalungan dan pertanian.
“Semua pakai baju adat, tetapi yang ditekankan agar lebih banyak menunjukkan pakaian lokal Jember, yang berkaitan dengan budaya pandalungan, yakni perpaduan Jawa dan Madura. Bisa dilihat juga ada kostum yang melambangkan kekayaan alam Jember yang melambangkan kopi, jagung, dan tembakau,” ujar Hendy Siswanto.
Bupati berharap karnaval budaya memberikan edukasi kepada generasi penerus bangsa. Setidaknya mereka dapat mengetahui, menghargai, mewarisi, dan melestarikan budaya yang ada di Nusantara. Melalui upaya pelestarian budaya dapat mewujudkan Indonesia yang lebih maju.
Selain sebagai upaya melestarikan budaya, karnaval budaya juga memiliki dampak positif bagi perkembangan ekonomi kerakyatan. Para pelaku UKM dapat menjual produknya di sepanjang jalu karnaval budaya. Dengan demikian roda perekonomian lebih cepat berputar saat ada kegiatan karnaval.
“Dampak lain terhadap ekonomi kerakyatan. UKM bergerak semua. Tahun depan kegiatan ini harus diteruskan dan dikembangkan agar generasi cinta budaya Indonesia,” pungkas Hendy Siswanto.