Tarian Durian Massal Jember Meriahkan Pencanangan Hari Budaya
Sebanyak 200 siswa SMP Negeri se-Kecamatan Sumberjambe, Jember menampilkan tarian Padumbe (Panen Durian Sumberjambe). Tarian massal Padumbe itu ditampilkan dalam pencanangan hari budaya Jember, di Alun-alun Jember, Sabtu, 04 Maret 2023.
Dalam pencanangan hari budaya Jember yang digelar bersamaan dengan gebyar gunungan hasil bumi se-Kabupaten Jember itu, seluruh yang hadir mengenakan baju adat Madura dan Jawa. Selain Camat, OPD dan Lurah, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh para guru dan kepala sekolah.
Peresmian pencanangan hari budaya Jember itu diikuti musik patrol dan pelepasan puluhan ekor burung merpati. Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan tarian massal Padumbe.
Pembina dan pendamping tari seluruh sekolah SMP Negeri Kecamatan Sumberjambe, Ali Supardana mengatakan, tarian Padumbe merupakan tarian khas Kecamatan Sumberjambe. Tarian tersebut tampil memukau di hadapan para penonton diiringi musik patrol yang dikombinasikan dengan musik rebana.
Tarian yang baru dibentuk dua tahun lalu itu memiliki dua formasi Gerakan, yakni formasi lurus memanjang dan formasi empat perempuan dan satu laki-laki.
Saat memainkan tari Padumbe, penari perempuan membawa buah durian asli berukuran kecil sebagai alat peraga tari. Buah durian tersebut diletakkan dalam sebuah keranjang terbuat dari anyaman bambu.
“Tarian Padumbe baru dibentuk dua tahun yang lalu. Tarian tersebut buah karya sanggar sati di Kecamatan Sumberjambe di bawah pembinaan Fatimah. Dibantu juga oleh koordinator tari di tiap-tiap sekolah,” kata Ali.
Tarian Padumbe menambah daftar tarian khas Jember, selain tarian Lahbako. Tarian Lahbako merupakan tarian yang menggambarkan aktivitas petani tembakau.
Sementara tarian Padumbe menggambarkan aktivitas petani durian. Tarian Lahbako menjadi tarian yang sering ditampilkan dalam kegiatan-kegiatan resmi tingkat Kabupaten.
Sementara tarian Padumbe baru pertama kali ditampilkan dalam acara tingkat kabupaten yang diselenggarakan di Alun-alun Jember.
“Ini baru pertama kali tampil di acara yang digelar di Alun-alun. Kalau kegiatan resmi tingkat Kecamatan Sumberjambe sudah beberapa kali ditampilkan,” pungkas Ali.
Sementara Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, pencanangan hari budaya Jember merupakan serangkaian upaya menentukan hari budaya Jember. Sejauh ini kabupaten Jember memiliki kegiatan pekan budaya, namun belum ada peringatan hari budaya Jember.
Penentuan hari yang tepat dijadikan hari budaya Jember, Pemkab Jember berdiskusi dengan budayawan dan akademisi. “Hari ini baru pencanangan, tanggalnya belum ditentukan. Kita akan berdiskusi dengan budayawan dan akademisi untuk menentukan tanggalnya,” kata Hendy.
Setelah hari budaya Jember ditetapkan, Hendy menginginkan seluruh kebudayaan yang ada di Jember dapat ditampilkan. Termasuk kebudayaan burung perkutut juga akan ditampilkan.
Hendy mencatat terdapat 1.000 lebih peternak burung perkutut di Kabupaten Jember. Burung perkutut juga bagian dari budaya yang harus dilestarikan.
Keragaman budaya Jember tidak terlepas dari Kerajaan Sadeng yang berada di Kecamatan Puger pada abad ke-14 silam. Keberadaan kerajaan tersebut melahirkan kebudayaan yang diwariskan hingga saat ini.
“Warisan budaya lokal dulu saat kita masih punya Kerajaan Sadeng di Jember. Kita akan tampilkan seluruh budaya Jember. Kita akan buatkan kalender tahunan jika sudah ada penentuan tanggal hari budaya Jember,” pungkas Hendy.
Diketahui, Jember yang merupakan kota Pendalungan memiliki ragam budaya menarik. Beberapa yang budaya yang sering dijumpai dalam kegiatan masyarakat, di antaranya Jember Fashion Carnaval, Can-macanan Kaduk, Jaran Kencak, dan Jaranan.
Selain itu, juga ada karapan sapi anak-anak, petik laut, larung sesaji Papuma, musik patrol, tari lahbako, tari Padumbe, dan tota'an merpati.
Advertisement