Tari Rejang Kolosal Panaskan Pembukaan Festival Jatiluwih
Festival Jatiluwih 2018 resmi ditabuh, Sabtu 14 September. Berbagai atraksi disajikan. Namun, salah satu yang paling menarik perhatian adalah Tari Rejang Kolosal.
Tari Rejang Kolosal dibawakan oleh Sanggar Sri Manik. Tarian ini memadukan tiga tarian sekaligus. Yaitu Galih Rejang, Renteng, Rejang Sari.
Tari Rejang biasanya ditampilkan dalam upacara adat atau keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Selain sebagai warisan budaya, tarian ini juga dipercaya memiliki nilai-nilai penting. Khususnya secara spiritual. Sehingga tarian ini juga dipercaya sebagai tarian suci. Dan, dilakukan dengan penuh rasa pengabdian.
Kemeriahan dilanjutkan dengan sajian Tari Bungan Sandat. Suasana makin seru dengan Pelepasan Burung Celepuk dari Tito Alam.
Dengan kemeriahannya, Festival Jatiluwih diharapkan bisa menarik kunjungan wisman lebih banyak. Apalagi festival ini kaya akan cultural values. Impact yang diharapkan, festival ini mampu mengangkat ekonomi masyarakat.
“Secara prinsip, Kemenpar sangat bangga dengan Jatiluwih. Sebab, ada banyak sekali event di sini yang mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. Dengan cultural values yang dimilikinya, diharapkan semakin banyak mendatangkan economi values. Dan, Jatiluwih ini luar biasa,” ungkap Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata I Gde Pitana.
Festival Jatiluwih digelar dua hari,14-15 September 2018. Lokasinya ada di Daya Tarik Wisata (DTW), Penebel, Tabanan, Bali. Festival ini disambut dengan sangat antusias oleh wisatawan. Buktinya, venue pembukaan dipadati pengunjung.
“Kami tentu bangga dengan Festival Jatiluwih ini. Sebab, penyelenggaraannya sangat profesional. Semua kekuatan seni budaya tradisional dan modern disatukan. Kekuatan inilah yang menjadi daya tarik hingga mampu mendatangkan banyak wisatawan,” lanjutnya.
Jatiluwih selalu menjadi rujukan wisatawan. Kunjungan terbesar didominasi wisatawan asing. Pada 2017, jumlah kunjungan wisman mencapai 127.850 orang. Bandingkan dengan angka kunjungan wisnus yang mencapai 22.901 orang.
Sedangkan 2018, Jatiluwih diharapkan bisa didatangi 228.165 wisman. Angka ini naik 100.315 wisman dari tahun sebelumnya. Adapun wisnus ditarget 11.542 atau turun 11.359 orang.
Pitana optimis target tersebut bisa tercapai. Sebab, Jatiluwih memiliki basic market yang jelas dan kuat.
“Jatiluwih ini hebat. Mereka mencoba mengoptimalkan jumlah kunjungan wisman dengan target besar. Melihat potensi besar di sini, hal ini sangat wajar. Sebab, model pembangunan pariwisata di Jatiluwih ini berbasis pelestarian,” terang Pitana lagi.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauziani, memuji pesona Jatiluwih.
“Kawasan Jatiluwih ini paket lengkap. Alamnya sangat indah. Udaranya segar. Tidak kalah penting itu masyarakatnya sangat ramah. Oleh karena itu, silahkan terus berkunjung ke Jatiluwih dan Bali. Sebab, Bali ini punya semuanya. Wisata alam, buatan, dan budayanya sangat mendunia,” tutur. (*)