Target Pengunjung KBS saat Nataru Belum Tercapai, Ini Kendalanya
Selama masa libur Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru), sebanyak 172.000 wisatawan tercatat menghabiskan masa liburan di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Jumlah kunjungan Nataru tahun ini melampaui angka kunjungan di tahun sebelumnya yang hanya 150.000 wisatawan.
Meski demikian, jumlah kunjungan tersebut masih cukup jauh dari target KBS, yakni 500.000 pengunjung pada masa libur Nataru tahun ini.
"Sebenarnya KBS agenda sendiri untuk mencapai total itu (500 ribu) dalam satu tahun, itu kami mencoba untuk melebihi dari target yang sudah ditentukan dari Pemkot Surabaya," jelas Kepala Seksi Humas KBS, Lintang Ratri Sunarwidhi, Selasa, 2 Januari 2024.
Menurut Lintang, ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan saat Nataru tak sampai pada target 500.000 wisatawan. Salah satunya, adalah cuaca dan tempat parkir.
"Salah satunya cuacanya, itu juga menjadi evaluasi kami berikutnya, apakah promosi yang kurang, atau karena segala sesuatu yang diluar kehendak kami. Artinya banyak wahana edukasi satwa di Mal ataupun sekitar Kota Surabaya, itu juga menjadi pesain kami," terangnya.
Lintang juga menjelaskan lahan parkir juga menjadi kendala. Ketika pengunjung mengetahui parkir KBS penuh, maka beberapa dari calon pengunjung pun memilih putar balik.
"Mereka melihat parkiran sudah penuh, akhirnya mereka memilih putar balik," imbuhnya.
Pihak KBS pun berharap, perluasan parkir di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) segera direalisasikan. Sebab, lahan KBS sudah tidak memungkinkan untuk menambah lahan parkir.
"Yang jelas, KBS sudah tidak bisa diutek-utek. Artinya tidak bisa dilebarkan ke depan atau ke belakang,15 hektar itu saja. Apakah nanti ditingkatkan atau bergabung di TIJ lebih efektifnya, masih urusan manajemen," tutur Lintang.
Ke depan pihaknya juga akan terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan. Petunjuk parkir, pemasangan barcode petunjuk arah dan lainnya juga sudah dilakukan, agar pengunjung KBS tidak terjebak parkir liar yang mematok harga tidak masuk akal untuk parkir.
"Tahun ini kami sudah tambahi dengan penunjuk arah itu dengan barcode supaya pengunjung tidak dimanipulasi dengan para preman itu, tapi apakah itu efektif atau tidak itu yang akan kami evaluasi. Jika tidak efektif apa yang akan kita lakukan, itu yang akan kami evaluasi," tandas Lintang.