Tarekat Berbeda-beda tapi Satu Sumber, Kata Ulama Suriah
Ada puluhan tarekat muktabarah yang tersebar di seluruh dunia. Pun tarekat-tarekat yang tergabung dalam Jam'iyyah Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN).
Mereka juga memiliki simbol warna bendera sendiri. Namun perbedaan demikian bukanlah hal substantif yang tidak perlu diperdebatkan. Pada asalnya, semua tarekat berasal dari sumber yang sama.
"Mereka semua mengambil wiridnya dari Rasul dan menambahkan wirid dan doa dari mereka," kata Syekh Abdul Aziz al-Khatib saat memberikan presentasi pada Forum Sufi Dunia di Hotel Horison, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa 9 April 2019.
Ulama asal Suriah itu menjelaskan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW memberikan dzikir yang berbeda-beda kepada para sahabatnya. Ia mengambil contoh dua orang sahabat Rasul yang paling dekat dan termasuk al-sabiqun al-awwalun, orang yang lebih dulu masuk, yakni Sayidina Abu Bakar al-Shiddiq dan Sayidina Ali bin Abi Thalib.
Rasulullah saw., kata Syekh Aziz, memberikan Sayidina Abu Bakar al-Shiddiq, dzikir ism al-mufrad (nama tunggal), yakni lafal jalalah, Allah, sedangkan Sayidina Ali bin Abi Thalib diberikan dzikir kalimat tayibah, laa ilaha illa Allah.
"Para tabiin mengambil dzikir itu dan menyebut keduanya sebagai tarekat Bakriyah dan Alawiyah," ujarnya.
Meskipun mereka tidak bertemu secara fisik, lanjutnya, tetapi jiwa mereka dipersatukan dengan kecintaannya kepada Allah swt. Karenanya, mereka saling menghormati satu sama lain.
Selain Syekh Aziz, diskusi yang dipandu oleh Ahmad Ginanjar Sya'ban, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu di waktu yang sama juga disampaikan materi dari Syekh Naji al-Arabi dari Bahrain dan Syekh Muhammad al-Maghribi dari Brazil. (adi/jatman)
"Meskipun mereka tidak bertemu secara fisik, tetapi jiwa mereka dipersatukan dengan kecintaannya kepada Allah swt. Karenanya, mereka saling menghormati satu sama lain."