Taraweh Terakhir, Pesantren Temboro Kirim Doa Khusus bagi Gus Ipul
Calon gubernur Jawa Timur nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mendapatkan kesempatan istimewa mengikuti sholat Taraweh terakhir malam Ramadhan di kediaman KH Ubaidillah (Gus Ubaid) tokoh sentral Ma'had Al Fatah Temboro, Megetan.
Sholat Taraweh di kediaman Gus Ubaid ini sangat khusus karena hanya diikuti oleh belasan orang dan dilakukan di sebuah ruangan terbuka di dalam pesantren yang memiliki lebih dari 17.200 santri ini.
"Monggo silakan masuk, sudah ditunggu Kiai untuk Taraweh di kediaman," kata seorang santri mempersilakan ketika Gus Ipul tiba di dalam kompleks pesantren, Rabu, 13 Juni 2018 malam.
Gus Ubaid memimpin sendiri sholat Taraweh di malam terakhir Ramadhan kali ini. Di pesantren Temboro, sebenarnya sholat Taraweh digelar di beberapa titik yang ada di kompleks pesantren yang memiliki puluhan gedung ini.
Seluruh titik yang menggelar Taraweh dipimpin seorang Imam dengan membaca minimal satu juz surat dalam Al Quran. Namun ada juga yang membaca dua juz karena di malam terakhir ini juga dilakukan untuk menghatamkan al quran.
Usai Taraweh, Gus Ubaid lantas mengajak Gus Ipul Sholawatan bersama beberapa santri seniornya.
"Mari kita bermunajat, berdoa agar hajat Gus Ipul di malam yang istimewa ini bisa terkabulkan," ujar Gus Ubaid memimpin doa usai sholat Taraweh.
Bagi Gus Ubaid, Mantan Ketua Umum GP Ansor ini bukanlah orang baru sehingga setiap berkunjung ke pesantrennya selalu disambut hangat. Begitu juga saat ini, usai sholat, Gus Ipul juga diajak mencicipi kopi bikinan santri serta jajanan hangat.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul memuji keberadaan pesantren Temboro. Tidak hanya sebagai pusat dakwah, namun juga menjadi pusat perputaran perekonomian bagi warga sekitar.
Pusat pertokoan yang berjajar di sepanjang jalan menuju pesantren telah menumbuhkan perekonomian bagi masyarakat sekitar. "Kita bisa melihat betapa besarnya perputaran uang di sini," kata Gus Ipul.
Selain menjadi pusat pendidikan Islam, Temboro juga menjadi jujukan wisata religi. Santri yang datang berasal dari beragam penjuru negeri bahkan mancanegara.
Melalui program seribu desa wisata (Seribu Dewi) Gus Ipul akan mendorong pesantren-pesantren lain yang ada di Jawa Timur juga bisa memanfaatkan datangnya peziarah ke makam atau pesantrennya untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi baru.
"Seribu Dewi tidak hanya wisata alam, tapi juga bisa desa sebagai pusat wisata religi," ujarnya. (frd/wah)