Tantangan Ekonomi Global, Pengaruh Perubahan Iklim
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2023 di Amerika Serikat (AS), Senin (13 November 2023).
Konferensi yang digelar di San Fransisco tersebut dihadiri oleh pemimpin dari 21 anggota kawasan Asia dan Pasifik, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Presiden China Xi Jinping.
Berikut sejumlah catatan Sri Mulyani, dielaborasi dengan pemikirannya yang disampaikan dalam acara Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 pada Rabu (8 November 2023). (Redaksi)
ADA sederet tantangan ekonomi global yang kian kompleks, dan turut dirasakan oleh Indonesia. Salah satunya adalah kondisi ‘higher for longer’ yang semakin merosotkan posisi fiskal beberapa negara.
Bukan hanya itu, keluarnya kebijakan-kebijakan terkait isu perubahan iklim dapat memicu crowding out secara global.
Terlebih, kebutuhan pembiayaan yang masif ini berpotensi memberikan tekanan yang besar pada pasar dan berujung pada meningkatnya suku bunga. Kondisi ini juga berujung pada meningkatnya tekanan terkait pembiayaan pada negara-negara berkembang, dimana Indonesia termasuk di dalamnya.
Seperti halnya Federal Reserve yang menerapkan stance kebijakan higher for longer suku bunga di level 5,25%-5,5%, yang diperkirakan masih terus berlanjut.
Menghadapi segala dinamika global ini, saya sampaikan bahwa menyambut kebijakan fiskal yang matang dan bijaksana menjadi begitu penting kini. Selain itu, saat-saat penuh tantangan seperti ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan beragam reformasi struktural.
Indonesia sendiri pada 2021 mengesahkan dua undang-undang penting, yakni reformasi perpajakan dan hubungan keuangan pusat dan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) APBN terus menjadi katalisator upaya-upaya mempercepat transformasi perekonomian.
Sebelumnya, kondisi global yang kian mencekam tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksi kian melemah. Di mana Dana Moneter Internasional (IMF) yang memangkas proyeksi ekonomi global dari 3% menjadi 2,9% pada 2024.
Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini memiliki dampak yang tak main-main. Data World Bank atau Bank Dunia, dia menyebut implikasi perubahan iklim bisa mencapai US$560 miliar dan meningkatkan angka kemiskinan hingga 100 juta jiwa per tahunnya secara global.
Secara global, kita juga memahami bahwa perubahan iklim mempunyai dampak yang sangat serius. Menurut perkiraan Bank Dunia, perubahan iklim dapat menyebabkan kerugian sebesar US$560 miliar dan menciptakan kemiskinan baru hingga 100 juta orang setiap tahunnya. Jadi ini benar-benar sebuah kasus yang harus kita tangani bersama.
Masalah kkeuangan transisi menjadi sangat penting untuk bisa mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang jauh lebih berkelanjutan bagi seluruh umat manusia.
Para pemangku kepentingan harus mampu memahami, mengidentifikasi, serta melakukan langkah-langkah konkrit untuk dapat memobilisasi pendanaan serta transisi menuju perekonomian hijau.
Kementerian Keuangan saat ini terus menjadi institusi yang berada paling depan dan vokal dalam membahas isu perubahan iklim. Baik itu di level domestik maupun global seperti saat Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN.
Isu perubahan iklim juga terus didorong untuk dibahas pada forum para Menteri Keuangan untuk kemudian dieskalasi pada level pimpinan negara. Meski begitu, isu perubahan iklim tidak hanya bisa ditangani lewat pidato semata, namun harus melalui aksi nyata.
Semua pidato-pidato itu, semua komitmen itu, bisa benar-benar diuji pada isu atau permasalahan yang sesungguhnya. Dan inilah mengapa Indonesia dalam banyak partisipasinya, kami selalu membahas dan menyajikan kasus yang sebenarnya.
Penanganan isu transisi energi di Indonesia bisa menjadi 'testing ground' bagi banyak komitmen dan diskusi-diskusi yang selama ini dilakukan. Ia pun mengungkapkan optimismenya.
Jika kita semua bisa menyelesaikan permasalahan Indonesia, khususnya dalam transisi energi, saya sangat optimis kita bisa menyelesaikan permasalahan transisi energi dunia.
Pada kesempatan tersebut, kami mengapresiasi penyelenggaraan Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 sebagai sarana komunikasi para pemangku kebijakan di level domestik dan global.
Saya berharap bahwa ini akan menjadi salah satu platform di mana kita dapat menyajikan dan berbagi lebih banyak informasi yang sangat detil dari level kebijakan hingga tentang bagaimana pendanaan berkelanjutan dapat dimobilisasi atau bisa juga dipercepat sesuai tema yang kita usung tahun ini yaitu percepatan pengembangan keuangan transisi.
Advertisement