Tantangan Dakwah Digital, Respon ISNU Jatim dengan Strategi Khusus
Ketua PW ISNU Jawa Timur Prof.Dr HM. Mas'ud Said menyampaikan peran penting sarjana NU dalam menghadapi tantangan dakwah di Era Digital.
Di depan kader-kader muda Nahdliyin, Prof. Mas'ud Said memaparkan peran penting ISNU dalam masa Tantangan Dakwah Digital, dengan strategi khusus.
Menurut Mas'ud dalam kegiatan bertema "Dinamika Dakwah Digital", di antara peran sarjana NU adalah mendukung misi besar Satu Abad NU, salah satunya adalah penguatan Ideologi Aswaja. Karena itu kegiatan yang digelar ISNU Sidoarjo ini relevan dengan misi tersebut.
"Saudara-saudara ini para calon sarjana NU harus siap menjadi kader aswaja yang militan".
Hal Ini disampaikan Prof Mas'ud saat Workshop yang digelar oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) bersama Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Sidoarjo, dengan tema ‘Pembuatan Konten Kreatif Berbasis Nilai Aswaja dan Moderasi Beragama’ di Hall Kampus 2 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Lingkar Timur, Sidoarjo.
Saat ini PW ISNU Jawa Timur menurut direktur pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut sudah melakukan berbagai upaya penguatan literasi digital, di antaranya melalui revitalisasi website dan perpustakaan digital (digital library).
Antusiasme Tinggi
Berbagai informasi tersajikan di website PW ISNU Jatim dan media online. Melalui langkah ini, diharapkan dakwah digital semakin menguat di kalangan warga NU.
"Karena itu, saya berterima kasih kepada ISNU Sidoarjo yang telah melakukan langkah cerdas ini", pungkas
Prof Mas'ud yang juga menjadi Dewan Pengawas Unusida tersebut.
Kegiatan ini dihadiri oleh 75 peserta yang terdiri dari siswa sekolah, mahasiswa, serta anggota ISNU. Dengan antusiasme tinggi terhadap pengembangan konten kreatif yang mengangkat nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan, peserta tidak beranjak hingga pukul empat sore.
Kegiatan ini selain menghadirkan pembicara kunci Ketua PW ISNU Jawa Timur Prof. M. Mas'ud Said dan beberapa narasumber, yaitu Ketua PC ISNU Sidoarjo sekaligus Instruktur Nasional Moderasi Beragama, H Sholehuddin dan Kader ISNU sekaligus Konten Kreator, Ahadin Syarifudin Fahmi Adimara.
Pada sesi pertama, Ketua ISNU Sidoarjo Sholehuddin membekali materi tentang aswaja dan Moderasi Beragama. Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya itu menegaskan bahwa Tiga puluh empat persen masyarakat kita berasal dari kelompok milenial yang akrab dengan teknologi informasi. Kelompok ini rentan terpengaruh paham ekstrem.
Karena itu penguatan nilai aswaja dan moderasi beragama mutlak harus dimiliki mereka.
"Saudara harus siap melakukan kontra narasi dengan nilai aswaja dan Moderasi Beragama", ujar Sekretaris BPP Unusida itu.
Diharapkan setelah kegiatan ini Saudara siap menjadi konten kreator dan kader muda aswaja dan Moderasi Beragama", pungkas Sholehuddin.
Sesi kedua yang dipandu Ahadin Fahmi Adimara lebih mengarah teknik dan praktik menjadi konten kreator. Dia juga menampilkan berbagai contoh yang sudah ada.
Selama satu jam lebih para peserya dibagi menjadi 9 kelompok berdasarkan 9 kata kunci Moderasi Beragama yang sebagianbya terdapat nilai Aswaja seperti kemanusiaan, kemaslahatan umum, taat konstitusi, berimbang, keadilan, komitmen kebangsaan, antikekerasan, toleransi dan penghormatan terhadap tradisi. Setelah melewati penilaian tim, dipilih video terbaik yaitu kelompok Anti Kekerasan.
Pesan Ketua PCNU Sidoarjo
Hadir sekaligus membuka acara, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH Zainal Abidin. Kang Zainal, panggilan akrab dosen Universitas Al Khoziny Sidoarjo tersebut menyoroti kader NU yang sering terlambat untuk beradaptasi dengan teknologi dan sains. Oleh karena itu, NU sering di serang melalui media.
“Sebagai kader muda NU harus dapat mengakomodasi dalam membuat konten yang menarik, baik konten dakwah, edukasi atau pendidikan.
“Ruang ini dapat menjadi kesempatan bagi kader-kader NU dapat mengambil peran dan mampu bersaing di media. Untuk mengisi konten dengan baik dan bermanfaat,” tuturnya.