Tantangan bagi Muhammmadiyah Cukup Berat, Kata Haedar Nashir
Ketua Umum PP Muhamamdiyah Haedar Nashir mengatakan, organisasi yang dipimpimpinya saat ini menghadapi masalah dan tantangan berat di tengah dinamika kehidupan masyarakat di tingkat lokal, bangsa dalam skala nasional, maupun di ranah global. Selain itu, dalam kondisi internal bersamaaan pandemi Covid yang berdampak luas.
"Semua memerlukan mujahadah bersistem dari seluruh anggota, kader, dan lebih-lebih pimpinan dalam membawa Gerakan Islam yang besar ini secara kolektif dan terorganisasi dalam sistem gerakan yang solid dan kokoh," tutur Haedar Nashir, Kamis 24 September 2020.
Karena itu, menurutnya, dalam berorganisasi kita hatus ikhlas menyatukan hati, pikiran, dan tindakan dalam jiwa persaudaraan untuk berada dalam satu barisan yang kokoh sebagaimana Surat Ash-Shaff ayat-4.
"Jangan sebaliknya bertindak sendiri-sendiri, berdasarkan pikiran sendiri, memaksakan kehendak sendiri, dan mengambli jalan sendiri-sendiri," tuturnya.
Jika hal itu terjadi bukan berorganisasi namanya, tetapi kerumunan sosial, bahkan kerumunan pun ada koridor sosialnya meski bersifat longgar. Kekuatan Muhammadiyah sepanjang masa justru karena koridor sistem Persyarikatan. Maka jangan dirusak oleh hasrat-hasrat dan pola individual, yang akhirnya melemahkan kekuatan organisasi.
Kita diingatkan Allah, jangan menyerupai perangai ahlul kitab sebagaimana dilukiskan dalam Al-Quran yang artinya, “Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah” (QS Al-Hsyr: 14).
Dalam bermuhammadiyah, sebagaimana dalam berdakwah dan beragama, tidak cukup memahami masalah seca tekstual atau bayani saja, perlu burhani atau rasional-ilmu-konteks, bersamaan dengan itu perlu juga irfani yang mengedepankan rasa dan ruhani.
Lebih khusus, sekali lagi, dalam bermuhammadiyah meniscayakan berpedoman pada koridor organisasi yang menjadi kekuatan sistem Muhammadiyah selama ini yang melampaui kekuatan individu-individu. Organisasi justru ada dan akan terus eksis karena koridor sistemnya di mana setiap individu melebur dan menjaga sistem itu secara taat asas dan berkomitmen tinggi.
Kekuatan Muhammadiyah yang berdiri tegak di atas prinsip sistem itulah yang harus dipelihara oleh seluruh anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah tanpa kecuali. Menjaga Muhammadiyah sepenuh jiwaraga seperti itu tidak mudah karena memerlukan keikhlasan dan komitmen luhur setiap orang yang berada dalam Persyarikatan dalam bermuhammadiyah secara tersistem.
Sebagaimana pesan Kiai Haji Ahmad Dahlan,
"Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.”