Di Kazakhsztan, Haedar Nashir Ungkap Tantangan Islam Begini
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, pada dasarnya agama tidak selalu menentang globalisasi. Islam khususnya, sejak awal berkembangnya telah mensyiarkan dari dunia tanpa batas.
“Islam secara konsisten menyerukan pesan universal yang tidak terbatas suku tertentu dan etnis, geografi dan daerah. Islam telah menyerukan persaudaraan universal dan kerja sama antara orang-orang dari elemen penting dunia,” tutur Haedar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Kamis 11 Oktober.
Selain memberikan dampak positif, Haedar juga mengatakan, globalisasi juga dapat memberikan dampak yang negatif. Dan dalam hal ini peran agama Islam sangat dibutuhkan dalam memerangi dampak negatif globalisasi, seperti yang tertuang dalam surah al-Maidah ayat 2 dan surah al-A’raf ayat 56.
“Muhammadiyah mendesak anggotanya, pada khususnya, dan Muslim di seluruh dunia pada umumnya, untuk selalu melakukan ijtihad menghadirkan Islam yang berkemajuan, dan sesuai dengan kebutuhan modernitas saat ini, serta mencegah bencana efek samping dari globalisasi yang terjadi".
“Dalam hal ini Islam, harus memposisikan diri dalam proses yang tak terelakkan globalisasi. Agama harus tetap sebagai sumber dorongan untuk globalisasi yang akan membawa kebaikan bersama, tapi pada saat yang sama, harus berfungsi sebagai pengingat dan alarm bagi umat manusia untuk tidak terlibat dalam perbuatan yang merusak,” jelas Haedar.
Demikian pula disampaikan Haedar Nashir saat menghadiri VI Congress of the Leaders of World & Traditional Religions yang diselenggarakan di Kazakhsztan pada tanggal 10 hingga 11 Oktober 2018. Haedar, yang hadir bersama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, menyampaikan materi terkait Religion and Globalization:Challenges and Responses.
Haedar menuturkan, pengaruh globalisasi tidak hanya berada di tangan para ulama atau pemimpin agama dalam arti konvensional, tetapi juga menjadi kewajiban atas semua umat manusia untuk selalu waspada bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena, yang terkadang memiliki sisi yang baik maupun buruk, dan karena itu agama tidak bisa berperan sendiri.
Haedar mengingatkan, Muhammadiyah yang merupakan salah satu organisasi Islam yang besar terus konsisten menyerukan untuk pengembangan spiritual yang berpengaruh terhadap globalisasi.
“Muhammadiyah mendesak anggotanya, pada khususnya, dan muslim di seluruh dunia pada umumnya, untuk selalu melakukan ijtihad menghadirkan Islam yang berkemajuan, dan sesuai dengan kebutuhan modernitas saat ini, serta mencegah bencana efek samping dari globalisasi yang terjadi,” demikian Haedar Nashir. (adi)