Tanpa Voting, Risma Terpilih Jadi Presiden UCLG Aspac 2018-2020
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya dinobatkan menjadi presiden United Cities and Local Governments (UCLG) Asia-Pacific (Aspac) baru periode 2018-2022.
Terpilihnya Risma, sebagai pemimpin para wali kota dan pemerintah daerah yang ada di level Asia Pacific ini terbilang cukup singkat. Sebab, dirinya menjadi satu-satunya calon yang diusulkan dalam kongres itu. Alhasil, prosesi voting yang biasa dilakukan pun diganti dengan musyawarah saja.
"Hanya ada satu nama yang diusulkan oleh para anggota, makanya ini mudah electionnya. Kalau ada voting seru, tapi kali ini Asia Pasifik itu harmoni," kata Sekretaris General UCLG Aspac Bernardia Irawati, saat ditemui di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jumat, 14 September 2018.
Menurut Bernardia, saat proses pemilihan tadi, para delegasi melakukannya dengan metode musyawarah dan mufakat. Hal itu, kata dia sesuai dengan kultur Indonesia yang mengedepankan dialog.
"Jadi sesuai dengan kultur Indonesia, musyawarah mufakat. Kalau kultur seperti itu kan gak ada level dunia," ujar dia.
Bernardia juga mengatakan, Risma --bagi para delegasi dalam forum ini sudah sangat dikenal karena kinerja. Risma dikenal mempunyai kinerja yang sudah terbukti mengembangkan Kota Surabaya, terutama dalam isu-isu anak-anak, penanganan bencana dan pengentasan global warming.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, mengaku tak tahu menahu soal pencalonannya sebagai Presiden UCLG Aspac periode 2018-2020 ini.
"Memang adanya seperti itu, aku gak kampanye aku juga gak minta, saya juga gak tau proses ini mereka nyetujui, ya sudah saya juga pengen bantu mereka," kata dia.
Kendati demikian, dirinya mengatakan akan menjalankan amanat itu dengan sebaik mungkin. Ia akan menggunakan sisa masa jabatannya sebagai wali kota untuk membantu kota dan daerah lain di Asia Pasifik.
"Jadi yang saya inginkan ini sisa terakhir jabatan saya akan gunakan untuk daerah lain, terurama kota-kota lain yang membutuhkan bantuan, saya bisa bantu memikirkan wilayah itu," ujar dia.
Risma mengaku, dalam kepemimpinannya nanti dirinya akan fokus dalam beberapa hal di antaranya menangani dampak global warming, masalah anak-anak pengentasan kemiskinan, dan good government.
"Karena terus terang yang saya khawatir itu soal dampak global warming, beberapa kota kita agak rentan terhadap itu," ujar dia.
Namun, sebagaimana diketahui sebenarnya ada banyak aspek yang seharusnya bisa ditangani oleh Presiden UCLG Aspac. Masalah-masalah yang harusnya menjadi perhatian Presiden UCLG Aspac itu tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Tapi Risma tak akan menangani semuanya, melainkan hanya beberapa aspek saja.
"Kalau bicara SDGs, itu macam-macam lengkap, tapi kan berat kalau masalah itu semua, ada masalah pengangguran, masalah itu lengkap, cuma gak bisa dalam waktu dua tahun makanya harus ambil yang masalah yang saya lihat," ujar dia.
Pasalnya, Risma sendiri, mengaku dalam kepemimpinannya di Surabaya selama 8 tahun ini ia baru menyelesaikan beberapa masalah saja.
"Karena di Surabaya itu saya butuh 8 tahun, masalah anak muda, masalah global warming, anak, kemeskinan, dan good government," pungkas dia. (frd/amr)