Tanpa Bom pun Konser NCT Rusuh
Oleh: Djono W. Oesman
Ancaman bom di konser boyband Korsel, NCT 127 di ICE BSD Tangerang, diperiksa polisi. Ancaman bohong. Konser digelar, ternyata 30 penonton pingsan, akibat desak-desakan. Tak terkait bom.
----------
Lima jam sebelum show, Jumat, 4 November 2022 malam, muncul ancaman bom. Polri mengerahkan Jibom. Juga, Densus 88 Anti-teror. Dilengkapi Unit K-9, anjing pelacak bom. Menyisir seluruh area.
Tapi sebentar saja. Segera dinyatakan aman. Konser boleh digelar, Jumat, 4 November 2022 malam. Diimbau, penonton jangan panik. Tenang saja.
Kunci ketenangan polisi, ada pada model ancaman. Bentuknya begini:
Jumat, 4 November 2022 siang, viral di Twitter. Pemilik akun Ryuchalis mengunggah ancaman. Berupa foto kertas coklat kumal, tulisan tangan. Ada empat surat. Isinya (tanpa edit) ini:
1) “Tolong Saya dan Keluarga Saya. ICE BSD 4 NOVEMBER 2022. S.O.S, 11 Orang, 3 Mobil TNT dan TATP”.
2) “Akan dimulai pada pukul 03.00 WIB, mobil datang pada pukul 03.WIB dan eksekusi dimulai pukul 06.00 WIB. Bom akan dilapisi kain merah, putih, hitam. Mereka akan memakai pakaian hitam putih dan masuk ke dalam kerumunan. Tolong saya dan keluarga.”
3) “Kepada siapa pun yang menemukan surat ini tolong hentikan aksi biadab yang akan dilaksanakan pada 4 November 2022 di ICE BSD dan acara akhir tahun di gelora Bung Karno!!!”
4) “Saya dan keluarga saya dipaksa untuk mengikuti aksi ini oleh sekelompok orang yang bergabung suatu organisasi. Terdapat ratusan gram bahan peledak berjenis TNT dan TATP siap pakai. Saya mohon kepada siapa pun yang menemukan surat ini untuk hentikan aksi ini, saya mohon selamatkan keluarga saya.”
Kata si pengunggah surat, itu bukan miliknya. Ia mengaku, nemu di suatu tempat.
Dari isi surat, bisa disimpulkan, penulis dan keluarga dipaksa teroris ikut ngebom. Ia tidak niat ngebom. Buktinya ia minta tolong. Berarti ia ikut rombongan pengembom 11 orang, 3 mobil.
Tapi, ia minta tolong diselamatkan. Artinya, ia berharap ada polisi mencegat tiga mobil itu di pintu masuk. Lalu, membebaskan ia dan keluarga dari kelompok teroris.
Nah, kalu ia tidak niat ngebom, mengapa berontak, lalu lapor polisi? Juga, tidak disebut plat nomor tiga kendaraan pembawa bom. 'Kan, bisa saja ia ngawur, memberi nomor mobil sembarangan.
Tentang jenis bom. TNT. Dikutip dari Britannica, TNT (Trinitrotoluene) berbahan senyawa nitrogen organik padat berwarna kuning pucat.
TNT dibuat dengan nitrasi toluena secara bertahap. Bakal meleleh pada suhu 82 derajat Celcius.
TATP (Triacetone Triperoxide) ialah senyawa peroksida. Dosen Departemen Kimia FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Chairil Anwar, dalam wawancara pers 28 April 2021, mengatakan:
TATP mudah meledak. Bahan bom. Dijuluki "Mother of Satan", biasa digunakan teroris di Eropa, juga digunakan kelompok ISIS.
Chairil Anwar diwawancarai wartawan, sebab saat itu tim Polda Metro Jaya menggeledah bekas Markas FPI di Petamburan, Jakarta Barat, setelah polisi menangkap Sekretaris FPI, Munarman, di kasus baiat terhadap kelompok ISIS. Polisi menemukan TATP di Petamburan.
Jadi, penulis surat tahu bom. Bisa jadi pernah baca, atau diberitahu, atau melihat, tapi bukan pembuat. Sebab, pembuat bom pasti bersembunyi. Bukan mengedarkan ancaman.
Penulis surat dalam menulis keterangan waktu, tergolong tradisional. Pukul 03.00 pukul 06.00, mestinya 15.00 dan 18.00.
Tenggang antara kedatangan rombongan teroris (disebut pukul 03.00) dengan peledakan (disebut pukul 06.00) aneh. Mengapa tidak pukul 20.00, saat show dimulai? 'Kan saat show dimulai, jumlah penonton lebih banyak dibanding pukul 18.00.
Di surat nomor tiga, keluar topik. Disebut: "acara akhir tahun di gelora Bung Karno!!!” yang masih sebulan setengah lagi.
Soal warna pakaian teroris dan kain penutup bom, si penulis surat kayaknya gemar nonton film laga. Penjahat suka berkostum seragam, seperti di film Money Heist.
Secara umum, ancaman ini bukan langsung. Melainkan pantulan. Bukan orang pertama, tapi dipantulkan ke pengunggah, yang kini dikejar polisi.
Sebagai jenis ancaman bom, ini bentuk baru. Bentuk pantulan. Dan, pengancam seolah korban yang disekap, dipaksa teroris.
Harga tiket konser itu antara Rp 1 juta sampai Rp 3 juta. Tiket dijual sejak awal September 2022, dan sudah habis pada 4 Oktober 2022. Penonton tinggal tukar tiket di venue.
Dari bentuk ancaman, harga tiket, dan pemeriksaan lokasi, polisi berkesimpulan, bahwa itu ancaman kosong. Oleh orang iseng. Maka, segera diputuskan, konser tetap digelar.
Betapa pun, pengancam sudah berjasa terhadap keamanan masyarakat penonton konser itu. Karena, kualitas-kuantitas penjagaan langsung ditingkatkan. Kondisi waspada.
Bukan waspada bom. Tapi potensi keos. Seperti di Stadion Kanjuruhan. Atau pesta Halloween di Itaewon, Korsel. Karena sekarang orang ngeri kerumunan.
Ternyata dugaan aman tak terbukti sepenuhnya. Konser dihentikan sejam sebelum waktunya, karena penonton desak-desakan. Tercatat, 30 wanita pingsan dilarikan ke RS.
*) Penulis adalah Wartawan Senior
Advertisement