Tangkal Radikalisme di Surabaya, Risma: Kami Selalu Gandeng NU
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengungkapkan, pihaknya,selalu menggandeng dan menjalin kerjasama dengan kalangan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, untuk menangkal radikalisme di Surabaya.
Hal itu diungkapkan Risma dalam Silaturahim Nasional (Silatnas) Ibu Nyai se-Indonesia, Sabtu 13 Juli 2019 di Fairfield Hotel, Jalan Mayjend Sungkono Surabaya.
Risma menjelaskan, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menerus berupaya untuk menekan penyebaran paham radikalisme di Surabaya. Baik itu di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar maupun masyarakat umum.
“Di Masjid Al Muhajirin Pemkot, kami rutin mengadakan pengajian tentang bagaimana islam yang ramah, islam yang indah, bersama Fatayat NU dan Muhammadiyah. Kita selalu kerjasama seperti itu,” ujar Risma.
Tak hanya di sekitar lingkungan Pemkot Surabaya, Risma mengatakan bahwa, Pemkot Surabaya juga turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman kepada para pelajar. Dengan cara mengajarkan anak-anak bahwa islam itu damai, indah dan saling menjaga toleransi antar umat beragama.
“Kalau seluruh nusantara bergerak seperti itu, maka tidak perlu ada ketakutan lagi tentang radikalisme. Karena selama ini kan bisa tahu (penyebaran radikalisme) dari mana ke mana. Tapi kalau semua bergerak, Insya Allah semua terlindungi,"imbuh Risma.
Selain itu, Risma memastikan bahwa Pemkot Surabaya mendukung penuh terselenggaranya Silatnas Ibu Nyai se-Indonesia, yang baru pertama kali digelar itu. Ia menilai bahwa Silatnas ini sangat penting dalam mencari solusi bersama atas kebutuhan umat, khusunya di kalangan perempuan.
Terlebih, menurut Risma, acara ini bisa sebagai upaya untuk menangkal paham radikalisme di kalangan perempuan dan anak-anak.
Menurut Risma, dahulu paham radikalisme lebih banyak menyerang kaum laki-laki, tapi sekarang mengarah ke perempuan dan anak. Maka dari itu, Risma berharap, Silatnas Ibu Nyai ini diharapkan dapat merumuskan solusi serta bisa menjalin sinergi antara pesantren perempuan bersama pemerintah daerah, dalam upaya menekan paham radikalisme tersebut.
"Kita para perempuan harus bergerak bersama. Seluruh potensi harus kita kerahkan. Terutama untuk masalah radikalisme. Karena hal ini sudah menyerang anak-anak dan perempuan. Serta untuk penyelamatan generasi penerus bangsa,"pungkasnya.
Sepaham dengan Risma, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, H Muhammad Zaki Hadzik mengatakan, dirinya berharap Pemkot Surabaya bisa terus menggandeng NU sebagai kawah candra dimuka untuk menangkal radikalisme.
Selain itu, Zaki menginginkan dengan adanya acara ini, pihaknya dapat membangun frame yang sama dengan NU di kalangan pesantren perempuan. Frame tersebut adalah bagaimana mengajarkan anak-anak Islam yang rahmatan lil alamin.
"Bergandeng dengan Pemerintah, Ibu Nyai ini punya peran lebih jauh dan dalam. Bahkan peran-peran yang tidak tersentuh oleh Kyai dan pemerintah, bisa tergarap dengan indah, apik, oleh para Ibu Nyai ini. Serta sesuai dengan frame yang sama dengan NU, dengan bingkai yang sama dengan NU," pungkasnya.