Tangkal Hoaks Pembaca Cerdas Harus Rajin Verifikasi
Belakangan, banyak informasi dan berita palsu atau lebih dikenal dengan istilah 'hoax' disebarkan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab di media sosial. Jika kita tidak berhati-hati dalam menerima informasi, kita pun dengan mudah termakan tipuan hoax tersebut bahkan ikut menyebarkan informasi palsu itu. Hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban fitnah.
Guna menangkal kasus penyebaran berita hoaks itu, LPM Solidaritas Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menghelat Talkshow bertemakan 'Jurnalisme Data, Garda Terdepan Melawan Hoaks', pada Sabtu 22 Desember 2019. Dalam kegiatan ini turut menghadirkan Atmaji Sapto Anggoro, pendiri Tirto.id dan Andreas Harsono, Pendiri Aliansi Pera Asia Tenggara di Bangkok.
Dalam pemaparannya, Andreas menceritakan pengalamannya mengenai fake news.
"Jadi fake news itu tidak hanya memberitakan sebuah informasi saja, namun juga dapat mempengaruhi pandangan masyarakat akan sebuah berita," ucap Andreas.
Ia juga mengatakan, jika menjadi seorang pembaca haruslah memilah berita dan media untuk mendapatkan berita yang nyata dan jelas dengan melakukan verifikasi.
"Verifikasi data itu penting, mulai transparan, jujur, tau urutan materi, dan berfikir terbuka. Jangan mengepost berita-berita atau kata-kata yang tidak benar dan tidak jelas sumbernya," kata Andreas.
Andreas juga menyatakan, jika media itu tidak homogen. Jadi jangan pernah menyamakan media satu dengan media lain, sebab dalam suatu redaksi tak juga satu pemikiran.
"Maka dari itu harus independensi, seperti aliran juranlisme, netral tidaklah prinsip jurnalisme, posisi media memberitakan berita sesuai kebenaran fungsional, dengan melakukan verifikasi. Dan mengatasi hoaks dengan cara harus melawan dengan verifikasi, juga transparan, jujur," jelasnya.
Sementara itu, mengenai independensi jurnalisme, menurut Sapto Anggoro cara mempertahankannya tergantung pada kebijakan media. Sebab, media itu sendiri lah yang akan mengarahkan harus kemana jurnalisme sendiri.
"Tidak apa-apa kalau independen, tapi sebenarnya jangan juga terlalu mendukung atau berpihak ke Pemerintah. Independen bebas melakukan sesuatu, tetapi kadang kala juga harus berpihak," kata Sapto.
Terkait penyebaran berita bohong, Sapto mengungkapkan jika hoax ini merupakan ancaman dan dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi pihak yang dirugikan. Oleh sebab itu, ia mengimbau pada seluruh masyarakat serta para jurnalis untuk senantiasa melakulan verifikasi dalam pemberitaannya.
"Dalam kondisi sekrang, wartawan dan media massa menjadi penting dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu, mereka diwajibkan melakulan verifikasi agar masyarakat tidak mudah diperdaya adanya berita bohong," ucap Sapto.
Dengan rajinnya masyarakat atau para jurnalis melakukan verifikasi pada setiap berita yang mereka buat atau terima, Sapto berharap masyarakat dapat lebih cerdas dalam mengkonsumsi informasi yang diterima.
"Saya ingin menyadarkan pada masyarakat bahwa hoaks itu jahat. Penyebab utama perang dunia adalah hoaks. Apalagi ini menjalang pilpres, saya harap masyarakat kalo mendapatkan informasi lebih di cek lagi kebenarannya dan harus melakukan verifikasi," pungkasnya. (amm)