Tangis Warnai Pelaporan Data Korban Lion Air JT 610 di RS Polri
Posko antem mortem RS Bhayangkara Said Sukanto, Kramat Jati Jakarta Timur, dipenuhi keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610, yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang. Dengan isak tangis mereka menanyakan nasib keluarganya yang ikut dalam pesawat yang naas.
"Apakah sudah diketahui nama jenazah yang ditemukan," tanya Ny Henny, kepada petugas, sambil menahan tangis."
Henny yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur mengaku keponakannya ikut dalam penerbangan Lion Air JT 610. Dia akan menemui sudaranya di Pangkal Pinang untuk minta kerjaan.
"Saya sudah mengingatkan, cari pekerjaan di Jakarta saja, tapi adiknya itu memaksakan diri untuk berangkat," kata Henny.
Jatuhnya pesawat Lion Air ini juga membuat Dany bersedih. Dia harus berpusah dengan istrinya Putri Yuniati, yang dinikahi tahun lalu. Putri adalah karyawati BPKP Palangkaraya, sedang Denny berkerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Tidak ada firasat apapun menjelang kepergian istrinya.
Waktu mengantar ke Bandara Soekarno Hatta, Putri sempat berbisik sebentar lagi ada berita besar tapi tidak boleh kaget.
"Saya tidak tahu, mungkin yang dimaksud berita besar itu adalah musibah jatuhnya pesawat yang akan membawanya ke Palangkaraya," kata Deny.
Sementara ibunya Putri, Ny. Santun, matanya nampak lembab karena menangis. Putri Yuniati, digambarkan oleh ibunya sebagai anak yang paling manja. Meskipun sudah dewasa, kalau pulang, masih minta disuapi kenang ibunya. (asm)