Tangis Supartono, Pemulung Asal Ponorogo Wujudkan Mimpi Naik Haji
Kata-kata bijak "hasil tak menghianati usaha" benar-benar ditunjukkan oleh Supartono seorang tukang becak dan pemulung asal Ponorogo. Dengan kondisi ekonomi yang kurang ia berhasil mewujudkan niatnya untuk melaksanakan ibadah haji.
Ia menjadi salah satu calon jamaah haji (CJH) Embarkasi Surabaya Kelompok Terbang (Kloter) 19 yang akan berangkat ke tanah suci, Kamis 16 Mei 2024.
Tangisnya pun pecah saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Perasaannya campur aduk karena impiannya melihat ka'bah terwujud. Perasaan tersebut sampai-sampai membuat tensinya naik dari biasanya.
"Bingung, makanya tadi darah saya 200, biasanya 150. Saya bingung, saya ikut kata orang-orang saja. Tapi, Alhamdulillah bersyukur, hati gak karu-karuan mau naik montor mabur (pesawat)," ungkap Supartono dengan mencurahkan air mata.
Bagi pria yang sudah bekerja sebagai tukang becak dan pemulung sejak 1973, naik haji suatu kewajiban sehingga telah ia niatkan sejak lama. Apalagi, pekerjaannya hanya pemulung atau tukang becak yang penghasilannya kini sangat minim. Bahkan, ia pun mengakui bahwa bukan orang pintar karena sekolahnya hanya tamat SD.
"Tahun 1998 saya mimpi digandeng seseorang mengelilingi ka'bah. Saya lalu sowan ke kiai sepuh, dibari amanah supaya nabung meski 3.000-5.000 jangan diambil," aku pria kelahiran 20 Mei 1963 itu dengan suara begetar sembari mengeluarkan tangis air mata.
Niat tersebut membuatnya termotivasi bekerja lebih keras lagi. Setiap uang yang ia kumpulkan dari hasil kerja digunakan untuk membeli kambing, anak-anak sapi yang kemudian dijual. Hasilnya kemudian digunakan untuk mendaftar haji pada 2011 lalu sekaligus menutup pelunasan haji di tahun 2024 ini.
Penghasilan dari becak maupun pemulung, bagi Supartono sangat jauh. Dulu masih Rp3.000-5.000, kemudian saat ini mendapat Rp60.000-Rp70.000 sudah bagus dengan persaingan yang ada.
Kendati demikian, ia tidak mau meminta uang dari kedua orang anaknya. "Saya gamau dibantu anak. Kalau kita punya anak kalau anak sudah kerja jangan dimusuhi. Alhamdulillah saya masih semangat, masih kuat, seandainya saya tidak bisa cari ekonomi (penghasilan) mungkin saya mau, tapi saya setiap hari masih mulung becak. Masio becak sekarang tidak laku," pungkasnya.