Tangis Pecah di Pemakaman Korban Bom Aloysius Bayu
Suasana haru begitu terasa saat prosesi pemakaman korban ledakan bom Gereja Santa Maria Tak Bercela, Aloysius Bayu Hendra, yang dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Keputih, Surabaya. Isak tangis keluarga dan rekan Bayu semakin menambah pilu suasana.
Rabu, 23 Mei 2018, siang, Bayu dimakamkan dengan cara Katolik, dengan lagu-lagu pujian, air suci, dupa, doa, tabur bunga, jenazahnya yang berada di dalam kemudian diletakkan ke dasar liang lahat. Romo Kurdo lalu memimpin doa terakhir, diikuti dengan semua orang yang hadir.
Ayah Bayu, Stefanus Hendro Siswanto (64) bahkan hampir jatuh pingsan didepan liang peristirahatan Bayu, "Dadah, Bayu," ucapnya lirih, sebelum ia dibopong oleh keluarganya untuk menepi.
Tak sampai disitu, Ibunda Bayu pun tak kuasa membendung kesedihannya. Tangisnya pecah saat menaburkan bunga untuk jasad anaknya itu.
Bayu, aktivis gereja Santa Maria Tak Bercela menjadi salah satu korban ledakan bom di gereja itu pada, Minggu 13 Mei 2018, pekan lalu.
Jenazah Bayu sebelumnya memang tidak langsung diserahkan ke keluarga sebab harus melalui proses identifikasi terlebih dahulu.
Identifikasi tubuh Bayu, menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, memang memerlukan waktu yang lama.
Setidaknya tim DVI Polda Jatim memerlukan waktu 10 hari sejak bom meledak, dan akhirnya jasad Bayu diserahkan pada pihak kekuarga pada Selasa, 22 Mei 2018. (frd)