Tanggung Jawab Moral, Pengurus PSSI Harus Mundur Total!
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, berdampak besar. Inkompetensi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru dalam membuat iklim kompetisi yang sehat dan aman mulai didengungkan. Suara miring terhadap Kemenpora sebagai lembaga olahraga juga tak luput dibicarakan.
Salah satu yang getol mengkritik PSSI dan LIB terkait bubaran laga Persebaya vs Arema FC salah satunya adalah Achsanul Qosasi, pemilik klub Madura United. Klub Liga 1 yang juga berbasis di Jawa Timur, seperti Persebaya dan Arema.
Achsanul Qosasi mengatakan di laman Twitternya bahwa dia ingin ada perubahan besar dalam iklim sepakbola Indonesia. Kasus Kanjuruhan bisa menjadi pemantik. Menurutnya, PSSI dan LIB harus menghentikan kompetisi sampai ada komentar resmi dari FIFA, induk sepakbola dunia. Yang paling keras adalah ia meminta seluruh pengurus PSSI untuk mundur.
"PSSI wajib bertanggung jawab atas kerusuhan Kanjuruhan. Dan semua pengurusnya harus mundur sebagai penghormatan terhadap korban meninggal dunia dan keluarganya," kata Qosasi.
Ia juga meminta kepada PSSI untuk tak mengutak-atik kerusuhan ini. Jangan buat tim khusus dari PSSI. Biarkan Kemenpora, KONI, serta FIFA yang melakukan investigasi mendalam agar tak ada kasus yang sama di masa mendatang.
"Tak perlu PSSI membuat tim ini-itu. Serahkan saja kepada Kemenpora/KONI selaku organ pemerintah. Libatkan penegak hukum dan FIFA untuk membuat investigasi atau langkah yang diperlukan," katanya.
"Jangan melokalisir kesalahan 'di Malang' bahwa yang salah seolah yang ngurus pertandingan di Malang. Ini keputusan federasi nasional, di bawah kendali Federasi (PSSI), tragedi dunia sepakbola. Salam respect sepakbola," tutupnya.
Saran Qosasi ada benarnya juga. PSSI harus berbenah diri. Muhasabah diri. Agar iklim kompetisi bisa menjadi lebih profesional. Industri sepakbola Indonesia adalah industri besar yang harus dikembangkan dengan benar.
Kalaupun seluruh pengurus PSSI mundur, FIFA sangat diperbolehkan untuk melakukan 'takeover' manajemen dan kepengurusan federasi. Seperti halnya yang dilakukan FIFA terhadap Bosnia di 2011, Yunani di 2016, dan Uruguay di 2018. FIFA menjalankan federasi dengan istilah 'normalization committe'. Dan jika itu dilakukan, para pemain harus mem-backup FIFA guna membenahi PSSI dan iklim sepakbola Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh pemain Uruguay saat itu.
Sementara itu menurut Arif Afandi, mantan Ketua Umum Persebaya Surabaya, yang pernah merasakan bagaimana kerasnya kompetisi sepakbola di awal 2000an, PSSI harus berubah. Industri dan iklim harus dibenahi demi masa depan Timnas Indonesia yang saat ini sedang bermain apik di bawah asuhan Shin Tae-Yong.
"Tanpa menjustifikasi siapa pun dalam hal ini. Menurut saya pengurus PSSI harus mundur atas nama kemanusiaan dan respect terhadap korban. Iklim dan industri sepakbola dalam negeri harus dibenahi secara masif. Tak bisa seperti ini terus. Harus dikemas secara apik, profesional, aman, dan bertanggung jawab. Agar tak ada lagi kasus yang sama di kemudian hari," kata Arif.
Advertisement