Tanggulangi Pandemi Covid-19 Aisyiyah pun Bergerak di Luar Negeri
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, dalam situasi pandemi, ‘Aisyiyah tidak hanya bergerak di dalam negeri untuk mendukung upaya pemerintah mengatasi dampak pandemi. Tetapi upaya ini juga dilakukan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Aisyiyah dan PCI Muhammadiyah yang merupakan wakil serta duta organisasi di masing-masing negara.
“Dalam konteks pandemi teman-teman PCIA PCIM terlibat membantu sesama walaupun mereka tidak dalam kondisi leluasa dan berlebih tetapi semangatnya luar biasa,” kata Noordjannah, dalam keterangan Senin, 15 Juni 2020.
Noordjannah menambahkan, dengan kehadiran PCIA dan PCIM ini mempermudah berbagai ikhtiar persyarikatan dan untuk mensyiarkan pandangan-pandangan Islam Berkemajuan Rahmatan Lil Alamin yang juga memberikan tempat kepada perempuan untuk dapat berperan.
“Nilai-nilai Islam Berkemajuan menempatkan kemuliaan yang sama antara laki-laki dan perempuan, memberikan kesempatan yang sama untuk peran-peran yang positif termasuk dalam upaya mengatasi dampak Covid-19 ini,” kata Noordjannah.
Sebelumnya, Noordjannah menegaskan hal itu dalam acara Silaturahmi dan Dialog bersama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA), Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), dan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) yang dilakukan secara daring pada Jumat lalu.
Pada kesempatan itu, Menteri Luar (Menlu) Negeri RI Rento Marsudi mengapresiasi kiprah ‘Aisyiyah yang selama ini sudah membantu kerja-kerja kemanusiaan, perdamaian, kesejahteraan baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Sebagai menlu perempuan, saya juga sangat konsen terhadap isu perempuan, dan ini sejalan dengan kiprah nyata ‘Aisyiyah selama ini yang banyak berperan di ranah kesejahteraan perempuan,” tutut Retno, dalam keterangan Senin, 15 Juni 2020.
Retno menegaskan, pandemi Covid-19 ini bukan hanya membawa dampak pada krisis kesehatan tetapi juga dibayangi perlambatan ekonomi yang signifikan.
“Perekonomian dunia diprediksi akan mengalami resesi terburuk dalam satu abad terakhir dan pertumbuhan ekonomi global turun 7,6%,” terang Retno.