Tanggul Jebol, Dua Desa di Dringu Kembali Dilanda Banjir
Akibat jebolnya sejumlah titik tanggul Sungai Kedungdalem, dua desa di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo kembali dilanda banjir bandang, Minggu malam. Genangan mulai surut Senin dini hari, 1 Maret 2021 dengan meninggalkan lumpur tebal.
“Banjir mulai surut tengah malam dan paginya lumpur tebal mendendap di jalan, permukiman dan lahan pertanian,” kata Wiwit Agus Pribadi, warga Desa Kedungdalem, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Senin.
Ketebalan endapan lumpur sekitar 10-30 Cm itu itu merata di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kedungdalem. “Harus menggunakan alat berat untuk menyingkirkan endapan lumpur di jalan,” katanya.
Banjir besar kali kedua setelah Sabtu malam, 27 Februari 2021 lalu itu akibat jebolnya tanggul Sungai Kedungdalem di sejumlah titik. “Mulai di dekat makam umu, tanggul jebol, belum lagi di sebelah utaranya, sedikitnya tiga titik tanggul jebol di RW 3, Kedungdalem,” kata Wiwit.
“Banjir Minggu malam, lebih besar dibandingkan Sabtu malam kemarin. Hal itu ditandai dengan kedalaman genangan yang memasuki rumah-rumah warga,” ujar Happy, warga Dusun Krajan Bandaran, Desa Dringu.
Khawatir barang-barang di rumahnya hanyut terbawa banjir, Happy mengaku, tidak mengungsi ke tempat lain. “Saya sekeluarga tetap di rumah, meski banjir menggenangi rumah,” ujar wartawan media online itu.
Besarnya banjir kali kedua di Kecamatan Dringu juga dibenarkan Aris Setyawan, petugas BPBD Kabupaten Probolinggo. “Akibat jebolnya tanggul sungai di sejumlah titik, air mulai memasuki permukiman sejak Minggu malam sekitar pukul 18.00,” katanya.
Aris menambahkan, BPBD bersama petugas lain seperti, TNI dan Polri melakukan pemantauan banjir semalam suntuk hingga Senin dini hari saat banjir surut.
Seperti banjir Sabtu malam lalu, banjir Minggu malam menggenangi sebanyak 1.768 rumah di dua desa di Kecamatan Dringu yakni, Kedungdalem dan Dringu. Hal itu karena Sungai Kedungdalem tidak bisa menampung debit air kiriman dari lereng atas (pegununungan Bromo).
Sementara Plt Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo mengatakan, banjir terjadi akibat curah hujan tinggi bersamaan dengan air laut pasang. "Curah hujan sangat deras dan lumayan lama. Di saat bersamaan dengan air laut pasang, naik hingga setengah meter,” katanya.