Tanggapan PEPC ADK: Keluhan Vendor Tanggung Jawab Mitra
Saat ini Pertamina EP Cepu Alas Dara Kemuning (PEPC ADK) sedang melakukan tahap penyelesaian fasilitas setelah sebelumnya pada bulan Desember 2021 dilakukan on stream atau resmi berproduksi.
Dalam penyelesaian pekerjaan, PEPC ADK dibantu oleh kontraktor yang menggandeng kerja sama dengan Sub Kontraktor untuk menyelesaikan beberapa paket pekerjaan. Sub Kontraktor ini kemudian juga ada yang bermitra dengan pengusaha lokal atau vendor lokal.
Menurut Manager Relations Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina Iwan Ridwan Faizal, sesuai kewajiban pada kontrak, PEPC ADK menerima dan melakukan proses dokumen penagihan atas pekerjaan yang telah diselesaikan kontraktor.
Sejauh ini, kata dia, PEPC ADK melakukan proses pembayaran sesuai dengan SOP dan tata waktu yang telah ditetapkan. Dimulai dari proses verifikasi dokumen, proses permintaan pembayaran hingga proses transfer pembayaran kepada kontraktor.
“Untuk persoalan keterlambatan yang dikeluhkan vendor, merupakan kewajiban pihak mitra untuk melakukan penyelesaian. Kami mencoba membantu dengan mengimbau dan berkoordinasi dengan para pihak untuk segera melakukan penyelesaian kewajiban tersebut,” ungkap Iwan dalam keterangan resminya Rabu 30 Maret 2022.
Diberitakan sebelumnya, pekerjaan pemipaan sumur gas NGU 1X struktur Kemuning di Desa Nglobo Kecamatan Jiken, masih menyisakan masalah. Lapangan gas Pertamina EP Cepu Alas Dara Kemuning (PEPC ADK) Zona 11 Regional 4 Bagian Timur Sub Holding Upstream Pertamina. Kontraktor lokal yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, sampai saat ini belum menerima pembayaran. Nilai tagihan mencapai Rp1,6 miliar.
Kondisi ini membuat vendor lokal geram hingga melakukan aksi protes dengan membentangkan spanduk di area lapangan. Dengan berbagai macam tulisan, pada Jumat 25 Maret 2022.
Perwakilan vendor lokal CV Tiga Sekawan, Imam, menyampaikan, aksi tersebut spontan dilakukan. Pihaknya mengaku sebagai subkontraktor dari PT Mekar Sampurna. “Tagihan saya sudah masuk semua. Nilainya Rp1,6 Miliar. Belum lagi yang kecil-kecil, yang nilainya puluhan juta. Dari penyewaan genset sampai material kecil,” ungkap Imam pada waktu itu.
Sebagaimana diketahui, gas dari lapangan NGU 1X dialirkan melalui pipa-pipa gas sepanjang 4 kilometer (km) menuju Mother Station Compressed Natural Gas (CNG) dengan kapasitas produksi 3,5 MMSCFD (Millions Standard Cubic Feet per Day). Infrastruktur ini dibangun oleh PT Pertamina Gas (Pertagas) yang berada di bawah PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Advertisement