Lia Istifhama Akhirnya Deklarasi Maju Bacawali Surabaya
Lia Istifhama, akhirnya mendeklarasikan diri maju sebagai bakal calon Wali Kota (Bacawali) Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020 pada Senin 9 September 2019 malam.
Deklarasi tersebut, secara tak sengaja dilakukan, di tengah-tengah acara 'Pelantikan DPC Forum Indonesia Bersatu Kota Surabaya, dan Deklarasi Bhinneka Tunggal Ika' di Atrium Plaza Ciputra World, Surabaya.
"Iya ini pelantikan FIB, tapi teman-teman relawan secara spontan mengungkapkan keinginan saya untuk maju. Akhirnya, ya sudah sekalian deklarasi saja," kata Lia kepada Ngopibareng.id, Selasa 10 September 2019.
Saat ditanya, apakah dirinya berniat maju sebagai Cawali atau Cawawali? Lia tak mau menjawab terlalu dalam, menurutnya semua tergantung komunikasi politik yang sudah ia jalankan.
"L1 atau L2, itu nanti bagaimana kita bisa rembuk bareng dengan orang lain. Yang pasti niat saya untuk bisa membenahi Surabaya agar lebih baik," lanjutnya.
Bukan hanya itu, saat ditanya mengenai kemungkinan maju lewat Partai Politik, Lia mengatakan sedang berdiskusi dengan beberapa pihak, termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, agar langkah yang ia ambil tak salah, dan bisa menguntungkan semua pihak.
"Kalau independen ya mungkin, tapi partai juga jauh lebih mungkin. Tapi ada saran dari Ibu untuk bisa berkoalisi dengan salah satu partai besar di Surabaya. Apa itu? Nanti akan ada jawabannya, sekarang saya sedang mencoba komunikasi dengan mereka," kata wanita yang memiliki kedekatan dengan Khofifah ini.
Selain mendeklarasikan diri untuk serius maju dalam Pilwali Surabaya 2020, pada acara tersebut, secara gamblang Lia juga melaunching program-progamnya yang ia sebut dengan Nawa Tirta.
Menurut Lia, baru dia yang berani deklarasi dan juga sekaligus melaunching program-programnya. Karena baginya, ia tak mau masyarakat memilih calon pemimpin tanpa program.
"Jangan sampai masyarakat beli kucing dalam karung. Jadi ini program kami yang sudah jelas. Insya Allah sangat berguna bagi masyarakat Surabaya," kata Lia.
Lia mengatakan, Program unggulan Nawa Tirta yang ia buat terinspirasi dari program Nawa Cita Presiden Joko Widodo, dan juga Nawa Bhakti Satya milik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Program ini inspirasinya dari 2 program itu. Kenapa kok nawa tirta? Karena arti nawa itu kan 9, tirta itu air yang mengalir. Jadi 9 program yang akan terus mengalir untuk Surabaya," ungkapnya.
Menurut Lia, arti tirta sebenarnya adalah air mengalir yang berkelanjutan (suistanability) dan merata secara luas. Untuk itu, pemimpin harus seperti air yang berani turun hingga ke bawah.
"Jadi tirta bukan sembarang air. Tapi juga melambangkan pemimpin yang berani turun ke masyarakat hingga yang terbawah. Biar kita tahu apa sih permasalahan sebenarnya," pungkasnya.
Berikut isi program Nawa Tirta yang diusung oleh Lia Istifhama:
1. Wani Rembukan yang artinya wujudkan reduksi kriminalisme melalui kredibilitas hukum dan menjaga keamanan.
2. Mbecak yang memiliki arti mengurangi beban kemacetan dan budaya aman berkendara.
3. Semanggi yang artinya semangat membangun kota religi
4. Seduluran artinya jaga sejarah dan budaya leluhur Suroboyoan.
5. Ringkes berarti birokrasi yang berakses kemudahan dan anti korupsi.
6. Waras artinya mewujudkan strategi penanganan banjir dan permasalahan kesehatan.
7. Akas yang artinya pembangunan infrastruktur yang merata dan seimbang.
8. Grapyak memiliki arti gerakan ekonomi produktif masyarakat.
9. Sinau artinya akses pendidikan merata untuk semua.