Tangani Stunting, Tahun 2023 Banyuwangi Alokasikan Rp7 Miliar
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengalokasikan Rp7 miliar untuk mempercepat penurunan stunting di tahun 2023 ini. Anggaran ini untuk intervensi nutrisi pada ibu hamil risiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun atau baduta.
“Angggaran ini akan dialokasikan secara proporsional ke 25 Kecamatan,” kata Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB), Henik Setyorini, Kamis, 26 Januari 2023.
Dijelaskannya, ada 2.704 jiwa yang menjadi penerima manfaat. Sasaran prioritasnya yakni 1.296 jiwa yang terdiri dari 792 bayi stunting di bawah 2 tahun dari keluarga miskin stunting. Selain itu terdapat sekitar 504 ibu hamil resiko tinggi dari keluarga miskin.
Nantinya, lanjut Henik, penerima manfaat akan mendapatkan alokasi Rp15 ribu atau Rp450 ribu perbulan selama setahun. Dana ini untuk menambah asupan nutrisi mereka. Bantuan ini, kata dia, akan disalurkan melalui kecamatan.
Kemudian kecamatan akan bekerjasama dengan warung atau penjual sayur keliling untuk menyalurkan makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan ibu hamil risiko tinggi. Warung dan penjual sayur keliling akan dibayar oleh tim. "Ini akan kami mulai pada Februari mendatang," katanya.
Pada tahun 2022 persentase kasus stunting di Banyuwangi mencapai 20,1 persen. Kendati angkanya masih cukup tinggi, kasus stunting di Banyuwangi menunjukkan tren penurunan sejak 2018.
Dijelaskannya, pada tahun 2018 persentasenya mencapai 32 persen. Tahun 2019 turun menjadi 24,46 persen. Selanjutnya pada tahun 2020 hingga 2021 tidak ada data terkait stunting karena bersamaan dengan penanganan pandemi covid-19 sehingga aktivitas timbang di Posyandu ditiadakan. “Di tahun 2023 ini target kami diangka 17 persen,” ungkapnya.
Dia menyebut, Kecamatan Cluring menjadi wilayah tertinggi wilayah kasus stunting di Kabupaten Banyuwangi. Angka stunting di kecamatan yang berada di wilayah Banyuwangi selatan ini mencapai 11,56 persen. Angka ini mengacu data Dinas Banyuwangi. Pada urutan kedua dan ketiga ada Kecamatan Wongsorejo dan Srono dengan persentase masing-masing 9,38 persen dan 6,98 persen.
“Stunting menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Berbagai upaya dilakukan supaya kasus stunting ini dapat ditekan,” ujarnya.