Tangani Klaster Pesantren, Banyuwangi Dirikan Mini Hospital
Pemkab Banyuwangi mendirikan mini hospital atau rumah sakit mini di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi. Rumah Sakit mini ini dilengkapi sarana pemeriksaan untuk menunjang proses pemeriksaan kesehatan santri. Pendirian mini hospital ini merupakan langkah penanganan kasus Covid-19 yang terjadi di pondok pesantren tersebut.
Mini hospital ini didirikan atas sinergitas Kementerian Kesehatan, Pemprov Jatim, Pemkab Banyuwangi, dan jajaran TNI serta Kepolisian. Rumah sakit mini ini menjadi tempat untuk memeriksa para santri yang mengalami gejala mengarah pada Covid-19. Seperti batuk, pilek, demam, hingga kehilangan kepekaan indera penciuman dan perasa.
“Sudah mulai dioperasikan sejak Selasa, 25 Agustus 2020. Santri yang kurang sehat diperiksa di sini untuk menentukan penanganan lebih lanjut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, Jumat, 28 Agustus 2020.
Mini hospital itu berisi sejumlah bed dan sarana pemeriksaan hingga tabung oksigen. Ada 10 tenaga kesehatan yang ditugaskan di sana dengan sistem shift. Sehari dibagi menjadi 2 shift. Tim kesehatan dari sejumlah puskesmas yang lokasinya dekat dengan ponpes itu juga telah dijadwalkan secara bergantian untuk berjaga di mini hospital.
"Masing-masing shift bekerja 5 jam, tidak 24 jam," jelas pria yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi ini.
Selain mendirikan rumah sakit mini, kata Rio, tim BPBD juga telah mengirimkan 30 bed ke lokasi. Jumlah ini bisa ditambah jika memang diperlukan.
“Ini sebagai langkah antisipatif kita seandainya ada penambahan kasus lagi. Sehingga ruang isolasi yang ada sekarang tidak terlalu penuh. Namun kami berharap ini tidak terjadi,” tegasnya.
Penanganan simultan yang dilakukan gugus tugas mendapat dukungan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI telah melakukan koordinasi dengan Komandan Kodim 0825 Banyuwangi serta Polresta Banyuwangi untuk melakukan pendataan para santri pondok pesantren tersebut yang sedang pulang ke rumahnya.
Ketua IDI Banyuwangi, dr. Yos Hermawan menjelaskan, Babinsa, Bhahinkamtibmas, bersama petugas puskesmas akan terjun langsung mendata santri asal ponpes tersebut yang pulang ke rumah. Setelah dilakukan pendataan, akan ditentukan langkah selanjutnya.
“Ini perlu kita tangani dengan segera,” katanya.
Selama ini Dinkes telah menurunkan lima tim untuk penanganan kasus tersebut, yakni tim pemeriksaan, tim tracing, tim swab, tim trauma healing, dan tim disinfeksi. Pemeriksaan, tracing, taruma healing, dan disinfeksi dilakukan setiap hari. Sedangkan swab dua hari sekali.
“Sudah ratusan santri yang kita uji swab. Tracing terus kita kembangkan agar penyebaran Covid-19 bisa kita kendalikan,” pungkasnya.