Tangani Corona di Surabaya, Cak Angga: Butuh Kedewasaan Pemimpin
Politikus senior PDI Perjuangan Sutjipto Joe Angga menilai butuh kedewasaan dalam memimpin Kota Pahlawan. Terlebih menghadapi kondisi darurat pandemi corona saat ini, Surabaya tidak butuh pemimpin drama.
Meskipun sesama internal partai dengan Walikota Risma, pria yang akrab dengan sapaan Cak Angga tersebut menilai geger antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim hingga protes Risma pada Presiden Jokowi layak dihindari.
"Menurut saya, kurang dewasa saja, apapun konflik politik itu bisa dikomunikasikan dengan baik. Kemungkinan itu hanya drama politik juga kita nggak tahu, bisa ditebak mengambil keuntungan dari pergesekan di atas," kata Cak Angga, Rabu, 8 Juli 2020.
Cak Angga menambahkan, seharusnya konflik itu tidak perlu terjadi. Sebab yang menjadi korban adalah rakyat dan bawahan.
"Koordinasi baru masalah Covid-19 begini sudah bersuara, ribut dan negatif. Bayangkan kalau perang sungguhan koordinasinya bagaimana," kata pria yang santer masuk bursa calon Walikota Surabaya di Pilkada Serentak 2020 tersebut.
Lanjut Angga, bagaimanapun sikap pemimpin akan dilihat oleh anak buah. Sikap seorang tokoh akan menjadi kaca bagi masyarakat. Tokoh yang sudah dituakan dan dihormati juga akan ditiru oleh generasi penerus.
"Terus Pangdam memberi pendapat nggak usah terlalu banyak drama. Saya simpatik, kemudian Gubernur Sumut juga memberi komentar itu lebay. Saya simpatik, di luar itu benar atau salah tidak perlu terjadi intinya. Apa mau mencari perhatian pimpinan partai atau apa, nggak perlu. Ini kali pertama saya bicara terbuka sama-sama partainya. Tapi saya lebih asli jadi saya lebih care," katanya.
Menurut Cak Angga, sebelumnya ia sudah maju agar jangan sampai ini terbuka. "Namun, ternyata terbuka padahal ada hal-hal yang lebih parah. Memang politik bisa ruwet bisa kotor. Semua bidang bisa ruwet dan kotor tergantung yang bersangkutan milih jalan yang mana," katanya.