Tanda Cinta Bangsa, Tak Cepat Sebar Hoaks! Pesan Habib Luthfi
Banyak negara yang dulu dikenal sebagai negara besar, namun kini keadaannya porak-poranda karena perpecahan dan perang yang melanda. Seperti Irak, Syiria, Libya, dan lain sebagainya. Motif yang melatarbelakangi, selain karena persoalan ekonomi dan politik dengan negara lain, juga didukung dengan adanya perpecahan dari dalam negeri.
Rais 'Aam Idarah Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Ali Yahya mengungkapkan itu, seraya mengingatkan umat Islam secara luas.
"Awalnya terjadi penggembosan serta ketidakpercayaan kepada para ulama, kemudian pemerintah, dan lain sebagainya. Setelah itu negara tersebut dipecah belah, dan tinggal dibagi-bagi," katanya.
"Tanda kita cinta Indonesia, tidak cepat terima hoaks. Tidak mudah terpengaruh (hasutan) yang bisa pecah belah bangsa," terang ulama asal Pekalongan itu.
Maka salah satu upaya, yang paling minim bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut terjadi, yakni kita sebagai warga negara yang tidak mudah dihasut dengan kabar bohong, yang dapat memicu perpecahan bangsa.
"Tanda kita cinta Indonesia, tidak cepat terima hoaks. Tidak mudah terpengaruh (hasutan) yang bisa pecah belah bangsa," terang ulama asal Pekalongan itu.
Hal lain yang bisa merajut rasa persatuan bangsa, yakni dengan selalu mengingat rasa persaudaraan. "Ingat! Kita punya dua saudara, yang pertama saudara seagama. Kedua saudara sebangsa dan se tanah air," tegas Habib Luthfi.
Dalam acara yang dirangkai dengan haul para masyayikh serta peluncuran perdana buku "Nalar Inshofi" karya pengasuh Pesantren Al Inshof KH Abdullah Saad tersebut, belu lama ini, turut hadir Bupati Karanganyar Juliyatmono beserta jajaran Muspida, serta para tokoh alim ulama, dan Pengurus NU di wilayah Soloraya. (adi)