Tanaman Lokal Pride Indonesia Banyak Diminati Luar Negeri
Merawat tanaman menjadi salah satu aktivitas yang digemari masyarakat ketika pandemi Covid-19. Meski saat ini Covid-19 sudah melandai dan aktivitas berangsur-angsur membaik, masyarakat tetap antusias dalam merawat tanaman.
Hal ini pun terbukti, dari banyaknya masyarakat yang mencari tanaman dalam acara "Exotic, Plant & Animal 3", yang diselenggarakan di Grand City Surabaya, mulai 11 hingga 17 April 2022.
Menurut, Duta Kumalaning Gutama selaku penyelenggara acara, jenis tanaman anthurium yang memiliki karakter gelap banyak dicari masyarakat saat ini. "Paling hype saat ini jenis anthurium yang punya karakter gelap banyak dicari orang luar negeri. Seperti hybrid Kuping Gajah juga masih banyak dicari sampai saat ini," kata Duta ditemui di tempat acara.
Duta menyampaikan, meski pandemi sudah melandai tak membuat tanaman, khususnya tanaman hias menjadi sepi peminat. Justru mereka yang awalnya hanya iseng untuk mengisi waktu ketika pandemi, sekarang menjadi serius untuk merawat tanaman.
"Basic-nya kalau orangnya sudah suka dengan tanaman akan tetap jalan. Mungkin awalnya iseng waktu WFH beli tanaman, tapi sekarang jadi benar-benar suka dan konsisten. Kalaupun tidak dirawat sendiri mereka biasanya jadi reseller. Siklusnya tetap jalan," terangnya.
Bahkan, Duta mengatakan, bisnis tanaman hias di Indonesia juga terus mengalami perkembangan pesat dan bisa melakukan ekspor ke luar negeri. "Bisnisnya tetap berkembang tanaman, yang banyak diburu lokal pride. Jadi tanaman asli Indonesia seperti kuping gajah itu banyak diminati orang luar. Permintaan di luar masih banyak, bisnisnya masih oke," ungkapnya.
Selain tanaman jenis tertentu yang diburu, tanaman-tanaman tropis, seperti kaktus, sukulen juga banyak dicari masyarakat. "Yang paling laku, cemara-cemara-an tanaman tropis. Harganya sekitar Rp50 sampai Rp100 ribu," ujar salah satu pemilik tenan, Riski Juliana.
Menurutnya, tanaman jenis tersebut banyak dicari karena perawatannya yang mudah.