Tanah Warga yang Terkena Proyek Tol Ngaroban Belum Dibicarakan
Batas berikut tanah yang terkena proyek jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) dipertanyakan pemetaannya. Pasalnya, rencana proyek jalan tol sepanjang 116,7 kilometer di tiga kabupaten ini batas dan kepemilikan tanahnya belum dibicarakan secara detail.
Camat Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, Diah Enggar Rini Mukti mengatakan, pada saat konsultasi publik bulan Februari 2022 lalu, belum disampaikan secara jelas, seperti apa detail lokasi dan tanah siapa yang akan digunakan untuk jalan tol. "Detailnya belum dibicarakan ke warga," ujarnya pada ngopibareng.id, Minggu, 13 Maret 2022.
Camat Enggar Rini kemudian mencontohkan, seperti dimana posisi entry gate (pintu masuknya). Hal itu karena masih harus menyelaraskan dengan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan sebagainya. "Masih banyak yang dibicarakan," tegasnya.
Enggar Rini mengakui, di Kecamatan Margomulyo terdapat tiga desa yang terkena proyek tol Ngaroban. Yaitu Desa Meduri, Desa Geneng dan Desa Sumberjo, dimana ketiganya diundang untuk sosialisasi di Kantor Pemkab Bojonegoro. "Ya kami diundang, tapi ya sekali lagi belum ada pembicaraan mana tanah warga yang terkena proyek," imbuhnya.
Dalam sosialisasi itu para kepala desa, masih pemetaan tanah tapi belum disebutkan luasnya. Kemudian daerah yang terkena proyek tol. Yaitu tanah negara berupa kawasan hutan jati dan tanah milik warga. Jumlah luasnya akan ada pemberitahuan lebih lanjut pada pertemuan lanjutan. “Belum detail,” ujar Camat Enggar Rini.
Seperti diketahui pembangunan jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) sepanjang 116,7 kilometer di antaranya akan memanfaatkan tanah Solo Valley Werken, juga hutan jati di kawasan Pegunungan Kendeng. Tanah yang sebelumnya berupa sungai (kanal) bisa dimanfaatkan mengingat statusnya adalah tanah negara.
Menurut Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah, jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat. Nantinya, jalan tol ini akan terhubung dengan tol Solo-Ngawi-Kertosono. ”Ini proyek strategis nasional,” ujarnya pada ngopibareng.id, Rabu 16 Februari 2022.