Tampung Air Hujan, PUPR Bangun Akuifer Buatan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyalurkan program pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) melalui Padat Karya Tunai (PKT) TA 2020 untuk mendukung penanganan dampak sosial ekonomi pandemi covid-19, khususnya untuk mengurangi angka pengangguran dan mempertahankan daya beli masyarakat.
Inovasi ABSAH merupakan infrastruktur penyediaan air baku mandiri dengan prinsip kerja menampung air hujan dalam tampungan yang disaring dengan media akuifer buatan (kerikil,pasir, bata merah,batu gamping, ijuk, dan arang).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penyaluran Padat Karya ABSAH dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.
“Selain untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok dan mengurangi pengangguran akibat dari Pandemi COVID-19. Pola pelaksanaan PKT juga harus memperhatikan protokol physical & social distancing untuk pencegahan penyebaran covid-19,” kata Menteri Basuki.
Pada TA 2020, sasaran Program ABSAH sebanyak 94 lokasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp 38 miliar. Hingga pertengahan Juni 2020, pembangunan ABSAH terealisasi sebanyak 79 lokasi yang dikerjakan oleh 10 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS) Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan progres konstruksi seluruhnya mencapai 55,54% dan telah menyerap 20.755 Hari Orang Kerja (HOK).
Pembangunan ABSAH diprioritaskan pada daerah kering, kawasan sulit air karena faktor geologi dan iklim, pulau – pulau kecil, dan daerah berair asin. Di Provinsi Jawa Tengah, inovasi ABSAH dibangun masing-masing satu lokasi di Kabupaten Demak, Grobokan, dan Pemalang serta 19 lokasi di Kabupaten Sukoharjo.
Provinsi lain yang menjadi sasaran ABSAH adalah Maluku. Pembuatan ABSAH di Maluku sebanyak 35 lokasi berada di Kabupaten Maluku Barat dengan status terkontrak, yakni Desa Oirata Barat 5 lokasi, Desa Wonreli 5 lokasi, Dusun Worono 5 lokasi, Desa Oirata Timur 5 lokasi, Desa Purpura 5 lokasi, Dusun Son Putih 5 lokasi. Kehadiran ABSAH di wilayah Maluku diharapkan dapat membantu penyediaan air bersih dan air minum masyarakat dari air hujan yang memenuhi baku mutu untuk melayani standar kebutuhan air baku minimal di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi covid-19, sehingga masyarakat setempat akan terbantu secara sosial maupun ekonomi karena tidak harus membeli air (memanfaatkan air hujan).
Selain itu dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang.
Advertisement