Tampil di Depan Publik Tak Bermasker, Donald Trump Dicerca Rakyat
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak luput dari kritik rakyatnya. Ketika Trump tampil di depan publik, tanpa mengenakan masker sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, publik pun mencercanya.
Kritik ini dilayangkan partai oposisi setelah angka kasus infeksi virus corona makin tinggi di negara itu, Minggu 28 Juni 2020 lalu. Saat ini tercatat ada 2,5 juta kasus Covid-19 di AS dengan jumlah kematian melewati 125.000.
Memang, Trump kerap nampak tak menggunakan masker ketika tampil di depan umum. Ia bahkan tak mengenakan masker ketika berdiri di sebelah penasihat kesehatan yang mengenakan masker.
Ketika ditanya soal sikap Trump, Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar hanya mengulangi penjelasan Gedung Putih bahwa presiden diuji setiap hari. Selain itu, ia menyebut Trump punya posisi unik sebagai pemimpin dunia.
Tetapi tekanan serupa juga datang dari para anggota partai pendukung Trump, Partai Republik. Anggota partai yang biasanya enggan mengkritik presiden telah menyerukan agar Trump mengenakan masker. Beberapa mendesak langkah ini sebagai contoh dari pemimpin bangsa.
"Jika mengenakan masker itu penting, dan semua pakar kesehatan menyatakan hal ini ... maka akan membantu jika presiden selalu mengenakannya," jelas Senator Republik Lamar Alexander, seperti dilansir Reuters.
Hal ini menurutnya baik dilakukan Trump agar warga tidak mengasosiasikan pemakaian masker dengan debat politik. Sebab, pada beberapa daerah di AS, memakai masker cenderung dianggap sebagai pilihan politik ketimbang terkait masalah kesehatan.
"(Hal ini) membantu kami menyingkirkan debat politik ini yang mengatakan jika Anda mendukung Trump , Anda tidak mengenakan masker, jika Anda menentang Trump, Anda melakukannya," tambahnya.
Kasus-kasus virus corona di AS telah meningkat tajam pada lebih dari setengah negara bagian AS. Angka kasus penularan mencapai rekor tertinggi terbaru. Sebelumnya, pemerintah AS telah berbulan-bulan berupaya melakukan mitigasi. Namun, hal tersebut tidak diupayakan secara merata.
Wilayah yang paling mendapat pukulan hebat adalah negara bagian selatan dan barat. Keduanya, mendorong pembukaan kembali ekonomi lebih awal.
Advertisement